:
Oleh MC Kota Palembang, Rabu, 1 Juni 2016 | 15:23 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Palembang, InfoPublik – Pembangkit Listrik Tenga Mesin Gas (PLTMG) Sematang Borang kini beroperasi, menyusul peresmian PLTMG yang berlokasi di Jalan Dharma Bakti, Kelurahan Srimulya, Kecamatan Sematang Borang itu, oleh Walikota Palembang Harnojoyo , Rabu (25/5).
Saat peresmian, Harnojoyo didampingi oleh mantan walikota Palembang Eddy Santana Putra. PLTMG Sematang Borang tersebut, pembangunannya digagas di pemerintahan Eddy Santana pada 2006 dan baru terwujud 10 tahun setelahnya, yaitu di era kepemimpinan Harnojoyo.
Hadir juga dalam peresmian tersebut, jajaran FKPD dan SKPD Palembang, Dirut SP2J beserta jajaran, Direktur Pertamina, dan Direktur PT PLN.
PTLMG ini akan dikelola PT Sarana Pembangunan Palembang (SP2J) melalui anak perusahaannya, PT Pembangkit Listrik Palembang Jaya.
PLTMG Sematang Borang berkapasitas listrik sebesar 2×7 megawatt ini mampu mengaliri listrik untuk 10 hingga 12 ribu pelanggan. “Seluruh wilayah Sematang Borang bisa terback up kebutuhan listriknya,” ujar Harnojoyo.
Menurut dia, selain menerangi rumah warga, keberadaan PLTMG bisa menyumbang pundi-pundi pendapatan asli daerah yang lumayan bagi Pemkot Palembang.
Walikota Harnojoyo juga menyatakan, pembangunan PLTMG bukan upaya akhir pemerintah kota dalam menyediakan listrik tambahan selain dari gardu PLN. Pemerintah kota, akan terus berupaya mencari investor yang akan kembali membangun pembangkit listrik.
“Setelah pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa), sekarang PLTMG. Di sini kita juga kedatangan dua investor dari Amerika Serikat yang tampaknya tertarik untuk melakukan investasi di Palembang terkait pembangkit listrik,” kata Harnojoyo.
Ia pun mengatakan, jika dengan pasokan listrik yang memadai, tak ada lagi alasan bagi PLN memadamkan listrik akibat kekurangan energi.
General Manager PT Perusahan Listrik Negara Wilayah Sumatera Selatan, Jambi, Bengkulu (WS2JB) Budi Pangestu mengatakan, beban listrik di Kota Palembang sebesar 530 MWm dari se-Sumatera Selatan yang mencapai 860 MW. Artinya, Kota Palembang paling banyak menyerap energi listrik yang dikelola PLN.
Beroperasionya PLTMG Sematang Borang tentu saja memberikan dampak bagi PLN. PLN dapat terbantu dengan sokongan daya listrik mencapai 14 Megawatt dari dua mesin yang dioperatori oleh PT Pembangkit Listrik Palembang Jaya.
“Seluruh gardu induk yang ada saat ini sebenarnya telah mampu mencukupi kebutuhan seluruh warga Sumsel. Sokongan dari PLTMG Borang ini, akan dapat membantu daerah-daerah lain di luar Sumsel,” ujar Budi. Yakni di Jambi dan Bengkulu, serta Lampung yang merupakan area kerja PT PLN.
“Tambahan pasokan listrik ini, memang diperlukan, karena terkadang PLN wilayah S2JB melakukan “subsidi” pasokan listrik di luar Sumsel, seperti di Lampung,” kata Budi.
Disinggung soal pemadam listrik, Budi menjelaskan pemadaman bukan kekurangan pasokan listrik. “Tapi lebih banyak oleh gangguan,” katanya.
Mantan Walikota Palembang Eddy Santana Putra menyatakan bangga dan lega karena proyek yang dirintis sejak masa kepemimpinannya tersebut akhirnya rampung dan bisa beroperasi.
“Alhamdulillah. Setelah cukup lama tertunda karena memang harus menyelesaikan sejumlah perizinan, akhirnya sekarang PLTMG bisa operasional. Semoga ini bisa bermanfaat untuk warga Palembang dan mudah-mudahan nanti akan ada lagi pembangunan pembangkit-pembangkit listrik lain,” ujar Eddy, yang memimpin walikota dua periode, 2003-2013, ini.
Direktur Utama PT Sarana Pembangunan Palembang Jaya (SP2J), Ahmad Nopan, mengatakan, persoalan administrasi dan anggaran jadi kendala sehingga pengoperasian PLTMG Sematang Borang tertunda 10 tahun.
Dari sisi anggaran, PLTMG ini butuh dana Rp300 miliar. “Baru mulai lancar pembangunan pada 2014. Kita pinjam dari Bank Mualamat Rp140 miliar, sisanya dari APBD Kota Palembang,” ujar Nopan.
Pinjaman tersebut akan dibayar secara angsuran setelah PLTMG beroperasi. Nopan bersyukur karena Bank Muamalat mau membantu pembangunan.
Selain anggaran, tertunda pembangunan PLTMG, ini karena lamanya kerja sama dengan penyalur gas dan PLN sebagai pembeli dari energi yang dihasilkan pembangkit itu.
Adapun pembangunan PLTMG Sematang Borang ini ada lima komponen utama, yakni pembangunan gedung administrasi, pembuatan pipa penyaluran gas Pertamina, pembangunan gedung pembangkit, pengeboran pipa untuk menyalurkan air radiator, dan pembuatan bak penampung air untuk dialirkan ke radiator.
Sebelumnya di Palembang juga sudah dibangun pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) dengan kapasitas 0,5 MW. Dengan tambahan PLTMG Sematang Borang, total kapasitas listrik yang berasal dari Kota Palembang sebanyak 14,5 MW.
“Kita akan kembali menambah PLTSa di Kertapati sebesar 2×5 MW. Tapi untuk pembangunan menunggu Perpres Percepatan PLTSa di Kota Palembang. Setelah Perpres keluar, kita akan segera bangun,” kata Nopan. (*/Wahyu/Ria/Yunani/Hidayatullah/toeb)