:
Oleh Media Centre Kabupaten Jepara, Rabu, 20 April 2016 | 08:58 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 345
Jepara, InfoPublik - Wakil Bupati Jepara, Subroto, mengapresiasi peran masyarakat dalam upaya pengembangan industri kreatif di daerah, termasuk lomba fashion berbahan kain etnik.
Apalagi, lomba ini melibatkan peserta balita, sehingga kecintaan kepada busana daerah bisa tertanam sejak dini. Menurutnya, hal ini dapat memacu pertumbuhan ekonomi daerah berbasis potensi lokal. Hal itu disampaikan Subroto Rabu Malam, (13/4), saat menghadiri lomba fashion bertajuk “Jepara Batik dan Tenun Festival 2016”, yang berlangsung di Gedung Wanita RA. Kartini Jepara.
“Kecintaan masyarakat kepada produk dalam negeri termasuk batik dan tenun memang harus terus ditingkatkan,” katanya. Hal tersebut akan semakin menggairahkan UKM yang bergerak di sektor tersebut, sehingga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
Iven yang berlangsung dari pagi hingga malam, memang melibatkan ratusan anak-anak sebagai peserta. Ketua panitia Hadi Priyanto mengatakan, terdapat 242 peserta yang terlibat, terbagi dalam empat kategori. Perinciannya, 66 peserta kategori di bawah 5 tahun, 40 peserta kategori 6 sampai 9 tahun, 74 peserta kategori 10 – 15 tahun, dan pada kategori usia di atas 15 tahun, diikuti 66 peserta.
“Belakangan ini industri tenun motif asli Jepara menggeliat bangkit setelah pemerintah daerah menentukan batik Jepara sebagai seragam dinas minimal sekali dalam sepekan. Sedangkan tenun Troso sudah terlebih dahulu dikenal masyarakat luas. Ini harus terus didorong. Makanya kami mewajibkan peserta harus mengenakan tenun Troso atau batik Jepara,” jelasnya..
Hadi mengaku puas dengan kreativitas yang ditampilkan peserta, yang menampilkan berbagai mode busana di atas catwalk. Hal tersebut dia harap bisa menginspirasi masyarakat dalam mode berbusana, sehingga batik Jepara dan tenun Troso semakin sering dikenakan.
“Kami ingin melihat seperti apa mode yang tampil dalam lomba seperti ini. Makanya saya sertakan murid saya di lomba ini. Jadi selain menanamkan keberanian tampil di depan publik, kami juga bisa mendapatkan pengetahuan baru mengenai mode,” kata guru SD N 1/3 Cepogo, Kecamatan kembang, Nisau Zumiroh. Malam itu, bersama sesama guru Amalia Ayu Sabrina,
Ia rela menempuh perjalanan 35 kilometer dari sekolahnya serta membayar tiket VIP Rp. 50 ribu agar bisa mendampingi siswinya Zahwa Fista Andriyani ikut berlomba. ( MC. Jepara/Eyv)