:
Oleh MC Kabupaten Pacitan, Jumat, 15 April 2016 | 11:35 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 334
Pacitan, InfoPublik – Meskipun hasilnya menggiurkan, budi daya udang di Pacitan ternyata belakangan mulai lesu. Tahun lalu, produksi udang hanya 178,2 ton dari total lahan seluas 26,3 hektare. Padahal pada 2014 produksinya bisa mencapai 207,6 ton. Salah satu penyebab menurunnya produksi udang adalah alih fungsi lahan.
‘’Seperti di Desa Kembang, Kecamatan Pacitan tambak udang berhenti produksi karena lahan digunakan untuk jalan menuju ke Pelabuhan Barang dan Niaga,’’ kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Pacitan M Yunus Hariadi, Selasa, (12/4).
Menurut dia, potensi pengembangan budi daya udang sebenarnya masih terbuka. Ini menyusul adanya investor dari luar daerah yang bersedia menanamkan modalnya untuk budi daya udang di Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku.
Total ada enam investor yang ingin menanamkan modalnya di bidang budi daya udang. Nilai investasinya mencapai sekitar Rp 2,4 miliar. Dengan asumsi sekali inventasi Rp 400 juta. Namun, realisasi investasi terkendala beberapa faktor. Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ngadirojo misalnya, investasi masih terhambat akses infrastruktur yang terbatas. ‘’Kendala utamanya adalah jalan dan jaringan listriknya belum ada,’’ katanya.
Soal pemasaran, Yunus mengatakan sudah mencakup beberapa daerah di luar Pacitan. Seperti, Pasuruan dan Cirebon. Sistemnya, dengan cara menampung hasil produksi udang ketika memasuki masa panen. Sedangkan, keuntungan yang didapatkan bisa mencapai Rp 40 juta untuk sekali panen per empat kolam dalam jangka waktu 3-4 bulan. Sayangnya, sektor budi daya udang ini diakui masih belum mampu menyumbang pendapatan ke kas daerah. ‘’Jadi, PAD kita sekarang banyak didapatkan dari sektor penangkapan,’’ terangnya. (MC.Kab.Pacitan/her/yup/eyv)