Romeo Surba Pelatih Tinju Yang Kini Tekuni Dunia Fisioterapi

:


Oleh MC Kota Malang, Kamis, 28 Januari 2016 | 15:53 WIB - Redaktur: Tobari - 577


Malang, InfoPublik - Pelatih tinju Kota Malang Romeo Surba ternyata memiliki kesibukan baru, setelah sekian lama tidak terdengar kiprahnya mencetak petinju andalan. Pria yang sudah dikarunia dua putra ini, ternyata lebih banyak berkutat dalam usaha terapi dan penjualan produk herbal.

Romeo membenarkan beberapa bulan terakhir dirinya sudah tidak aktif lagi menjadi pelatih tinju, dan lebih banyak berkutat menjadi fisioterapi membantu sang istri. Dituturkannya, setiap hari selalu ada pasien dengan berbagai keluhan yang datang ke rumahnya untuk diterapi.

“Macam-macam keluhan penyakit para pasien yang datang ke sini. Mulai dari terkilir, stroke, liver, hingga katarak dan berbagai keluhan lain,” kata Romeo, Rabu (27/1).

Untuk memberikan terapi kepada para pasien ini, Romeo banyak belajar dari sang istri, disamping dari pengalamannya saat membantu petinju mengatasi cidera mereka.

Pasien yang ia tangani tak hanya dari dalam daerah saja, tapi berasal dari dari berbagai daerah di Indonesia. “Saya kadang sampai bingung dari mana masyarakat luar pulau tahu saya menjadi fisioterapi. Pernah saya tanya, tahunya kebanyakan dari mulut ke mulut teman yang pernah berobat ke sini,”  kata Romeo.

Terkait dunia tinju Kota Malang yang saat ini prestasinya cenderung menurun, dimana terakhir petinju Kota Malang gagal total meraih medali emas di Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Banyuwangi, Romeo mengaku ikut prihatin, sebab sebelumnya Kota Malang selalu menjadi juara umum di cabang olahraga tinju.

“Sebenarnya sebagai pelatih tinju, saya ingin sekali kembali turun melatih. Sayangnya kesibukan saat ini tidak bisa ditinggalkan,” ungkapnya.

Terlebih melihat kondisi beberapa petinju amatir di Kota Malang yang saat ini sangat memprihatinkan. Seperti dialami mantan peraih medali emas Porprov Kota Malang yang harus meringkuk di penjara akibat mencuri burung, ada yang sampai jadi pengamen juga.

Menurutnya ini seharusnya tidak boleh terjadi kalau pemerintah dan pengusaha di Kota Malang mau peduli. (cah/yon/toeb)