:
Oleh Prov. Riau, Minggu, 17 Januari 2016 | 21:13 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 240
Bukit Batu, InfoPublik – Masalah pertanian di Kecamatan Bukit Batu tidak akan jauh dari tiga hal utama, yaitu abrasi yang mengancam lahan pertanian, pengalihan jenis tanaman, dari padi ke kelapa sawit dan pengairan ladang yang hanya tergantung pada hujan.
Ketiga hal ini tidak dapat diselesaikan sendiri oleh masyarakat petani, melainkan harus dibantu oleh pemerintah, baik tingkat Kabupaten Bengkalis, maupun oleh Dinas Pertanian Provinsi Riau, bahkan oleh Kementerian Pertanian RI.
Pernyataan l itu dikatakan oleh Anggota DPRD Kabupaten Bengkalis, H. Azmi Rozali, S.IP., M.Si., ketika mewakili 4 anggota DPRD yang hadir dalam acara Sosialisasi Pengembangan Jagung Kecamatan Bukitbatu Tahun 2016 oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau di Saung Tani Desa Temiang, Kecamatan Bukitbatu, Kamis (14/1).
Empat anggota DPRD Bengkalis hadir dalam acara itu, yaitu Fakhrul Nizam, Hj Aisyah, Johan Wahyudi dan Azmi R Fatwa. Selain itu hadir Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Riau yang diwakili oleh Gusriani, Komandan Kodim 0303 Bengkalis, Letkol (Arh) Wahyu Dwi Haryanto, Kepala Dinas Pertanian & Peternakan Kabupaten Bengkalis, H. Arianto, beberapa kepala desa dan lurah di Kecamatan Bukitbatu serta perwakilan PT. Sri Jaya Internasional yang menjadi supplier bibit jagung.
Menurut Azmi Rozali, masalah pengairan ini sudah lama dibahas, dibicarakan, dan diusulkan dalam sidang-sidang badan anggaran maupun sidang komisi di DPRD Kabupaten Bengkalis.
“Namun sampai hari ini masih setakat usulan, sebab kalau hal tersebut tidak disambut oleh Dinas Pertanian dengan membuat rencana kerja, maka semua itu belum dapat direalisasikan,” ujarnya.
Solusi yang paling mungkin untuk menjawab masalah pengairan pada pertanian di Kecamatan Bukitbatu adalah air sumur bor yang digunakan untuk mengairi ladang. Sebab solusi pengairan itu sebenarnya ada 3, yaitu air hujan, air sungai yang disedot dan dialirkan ke ladang dan air sumur bor.
“Dulu kami usulkan pipanisasi air sungai Bukitbatu ke laut, Kadisnya bilang tunggu kajian dulu. Saat ini kami usulkan sumur bor, jawabnya masih sama, yaitu dikaji lebih dahulu,” kesal Azmi.
Anggota DPRD tiga periode ini bahkan mengancam akan melakukan gerakan “mengumpulkan uang dari masyarakat” sebagai sindiran kepada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bengkalis jika solusi untuk pertanian ini tetap tidak mendapat respon yang berarti di APBD 2016.
“Saya akan todong siapa saja untuk membiayai sumur bor untuk pertanian ini, jika tahun 2016 ini tidak masuk dalam APBD Kabupaten Bengkalis,” ancamnya seraya mengatakan dirinya punya banyak mahasiswa untuk melaksanakan hal tersebut.
Komandan Kodim 0303 Bengkalis, Letkol (Arh) Wahyu Dwi Haryanto dalam sambutannya mengatakan akan tetap memberi semangat dan motivasi kepada petani untuk tetap meningkatkan produktivitasnya.
“Kami ini ditugaskan untuk terus memberi semangat dan motivasi kepada petani, karena manusia tidak bisa berbuat apa-apa kalau masalah perutnya tidak diselesaikan,” ujarnya.(MC Riau/maneyv)