Turunkan inflasi, BI Luncurkan SiHaTi Berbasis Android

:


Oleh MC Provinsi Jawa Tengah, Senin, 11 Januari 2016 | 12:21 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 515


Semarang, InfoPublik  – Untuk memantau harga komoditas, khususnya sembilan bahan pokok (sembako) yang seringkali memicu inflasi saat harganya tak terkendali, Kantor Perwakilan Wilayah V Bank Indonesia (BI) Jateng-DIY meluncurkan aplikasi Sistem Informasi Harga Produksi Komoditi (SiHaTi) yang terintegrasikan dengan smartphone berbasis android. Peluncuran dilakukan di Gedung BI Jawa Tengah, Jumat, (8/1).

Aplikasi SiHaTi tersebut merupakan generasi kedua dari website SiHaTi yang diluncurkan sejak 2013 lalu dan merupakan website pertama di Indonesia yang dikhususkan untuk pemantauan harga dan produksi komoditi.

Kepala perwakilan BI Wilayah V Jateng-DIY, Iskandar Simorangkir mengatakan, melalui aplikasi tersebut para kepala daerah di Jawa Tengah dapat lebih cepat memantau pergerakan lonjakan harga dan produksi komoditas karena dapat dilihat langsung dari smartphone mereka masing-masing.

“Ini meurpakan bagian daripada bagaimana mengatasi lonjakan harga yang sering kita sebut dengan protokol manajemen lonjakan harga,” katanya saat memberikan sambutan.

Iskandar menambahkan aplikasi SiHaTi ini merupakan wujud dari keinginan Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP yang menginginkan adanya semacam CCTV harga komoditas di pasaran. Bahkan tidak hanya sebagai CCTV atau Early Warning Indicator, aplikasi ini juga dapat dijadikan virtual meeting bagi anggota Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan pemangku kepentingan di Provinsi Jawa Tengah seperti gubernur, sekda, seluruh kepala SKPD, dan Bulog.

“Jika harga terjadi lonjakan, maka semua anggota TPID atau pemangku kepentingan segera dengan cepat mengambil keputusan tanpa perlu ngumpul-ngumpul seperti ini. Cukup di virtual meeting itu saja,” jelasnya.

Saat peluncuran, aplikasi SiHaTi ini memang diperuntukkan bagi anggota TPID dan pemangku kepentingan di Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Meski demikian, Kantor Perwakilan V BI Jateng-DIY menargetkan pada Triwulan I tahun 2016, aplikasi tersebut sudah diterapkan di 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Sedangkan untuk masyarakat umum masih dapat melakukan pemantauan harga melalui website SiHaTi.

Iskandar berharap aplikasi ini dapat mendukung TPID dalam menurunkan dan mestabilkan inflasi di Jawa Tengah. Sebab, salah satu faktor yang mempengaruhi daya saing adalah inflasi. Oleh karenanya, memasuki masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) ini laju inflasi harus ditekan seminimal mungkin agar dunia usaha di Indonesia, khususnya Jawa Tengah dapat bersaing dengan negara-negara ASEAN yang saat ini laju inflasinya jauh lebih kecil dibanding Indonesia.

Deputi Gubernur BI, Hendar mengatakan, aplikasi SiHaTi berbasis android ini merupakan bentuk komitmen berbagai pihak dan pemangku kepentingan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota di Jawa Tengah dalam menjaga dan mengendalikan inflasi daerah guna mendukung stabilitas perekonomian di Jawa Tengah. dirinya berharap aplikasi tersebut dapat menjadi masukan dalam merumuskan berbagai kebijakan ekonomi di tingkat daerah.

“Barangkali gen two SiHaTi ini merupakan salah satu jawaban bagaimana early warning system bisa berjalan dan yang paling penting adalah bagaimana langkah-langkah setelah tahu ada warning, dilakukan agar inflasi sejalan dengan sasaran,” ujar Hendar.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP meminta aplikasi SiHaTi ini tidak justru menyesatkan penggunanya. Oleh karenanya, diperlukan kedisiplinan para inputer dalam memasukkan angka-angka seriil mungkin agar nantinya pengendalian harga dapat berjalan optimal dan tepat sasaran. Peran dari kabupaten/kota juga menjadi sangat krusial dalam ketepatan harga yang tercantum di dalam aplikasi tersebut. Sehingga dirinya meminta ada partisipasi dari pemangku kepentingan di kabupaten/kota.

“Sihati ini bisa menjadi informasi yang benar-benar asimetris atau bahkan menjadi sesat kalau kemudian inputernya ngantuk, inputernya tidak disiplin, mencetnya salah. Ini bahaya,” jelasnya.

Ditambahkan, ke depan Ganjar menginginkan SiHaTi juga dapat mengakomodasi sisi hulu atau petani, untuk membuat sistem data tanam beberapa komoditas unggulan Jawa Tengah, seperti bawang merah, bawang putih, cabai, dan kentang. Harapannya, dengan adanya pola tersebut harga komoditas produksi petani tidak lagi jatuh, karena dia bisa melakukan MoU dengan gubernur lainnya yang kekurangan komoditas tersebut untuk dikirim dari Jawa Tengah.

“Saya bisa membuat MoU dengan beberapa gubernur yang kira-kira dia tidak punya cabai, tidak punya bawang, tidak punya kentang. Tinggal saya bicarakan dari pada nanti tomat dibuang ke jalan ya tho, cabai harganya sampai seribu coba kita hitung kita proyeksikan pasti bisa,” ujarnya.(Humas jateng/MCjtg/eyv)