Tempat Wisata Old House Di Toba Samosir Hangus Terbakar

:


Oleh Sesmon TB. Butarbutar, Senin, 18 Januari 2016 | 09:43 WIB - Redaktur: Tobari - 546


Lumbanjulu, InfoPublik - Tempat Wisata Old House yang terletak di Desa Jangga Dolok Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), Jum’at (1/1) sekitar pukul 19.00 WIB, hangus terbakar.

Sumber api diduga berasal dari hubungan pendek arus listrik yang menghanguskan lima unit bangunan tua bersejarah tersebut, namun pada kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, dan sementara kerugian diperkirakan berkisar Rp6 milar.

Menurut Budi Agung Manurung, sumber api berasal dari arus pendek (korsleting) listrik dan membakar atap rumah yang terbuat dari ijuk setebal 30 cm. Lalu warga berusaha memadamkan api dengan menggunakan peralatan seadanya seperti ember menunggu mobil pemadam datang ke lokasi

Akibat tebalnya atap bangunan yang terbuat dari ijuk, membuat api cepat membesar dan merembet ke rumah lain, sehingga tiga bangunan tua bersejarah ini cepat dilalap api tidak kurang dari setengah jam.

Sementara mobil pemadam kebakaran terlambat tiba di lokasi akibat lalu lintas menuju lokasi kebakaran sangat macet karena bertepatan dengan hari libur panjang tahun baru 2016.

Selanjutnya Budi Agung Manurung, yang juga pengurus Rumah Adat Batak (Ruma) yang menjadi tempat Wisata Old House mengatakan bahwa Ruma Adat Batak ini sudah berumur 300 tahun.

“Ruma Adat Batak ini menurut cerita nenek moyangnya dibangun sekitar tahun 1700 dan mereka adalah keturunan ke-13,” katanya.

Ia mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini karena tidak ada lagi rumah yang bersejarah, dimana semua bahan bangunannya masih asli buatan jaman dahulu. “Ruma ini masih asli tanpa paku dan atapnya masih terbuat dari ijuk setebal 30 cm,” sebut Agung.

Sewaktu ruma adat “Old House” ini masih ada, banyak turis yang datang berkunjung melihat dan bahkan ada yang sampai menginap seperti turis asal Belanda yang mendominasi kunjungan tersebut dan juga dari negara Perancis.

Sering orang yang sama datang setiap tahunnya dan melakukan aktifitas di dalam ruma adat tersebut. Kedatangan mereka menguntungkan penduduk sekitar hingga dengan menjual pernak-pernik khas Batak Toba.

“Namun ruma adat bersejarah ini sekarang tinggal hanya sejarah saja, untuk membangunnya pun dibutuhkan biaya dan mungkin bahan bakunya sangat sulit untuk mendapatkannya,” kata Budi Agung sambil berharapsemoga Ruma Adat Batak ini bisa dibangun kembali walaupun tidak asli seperti dulu lagi.

Sementara proses evakuasi terhadap penduduk langsung dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tobasa, melalui Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah, dengan menyediakan tenda, selimut dan kebutuhan lain. (mctobasa/sesmontb/pintor/toeb)