:
Oleh MC Kabupaten Sleman, Selasa, 5 Januari 2016 | 09:49 WIB - Redaktur: Tobari - 1K
Sleman, InfoPublik - Meski baru saja dikembangkan di Sleman, sektor pertanian minapadi mulai dilirik oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman untuk dijadikan destinasi wisata baru di Sleman.
"Metode pertanian minapadi di wilayah Seyegan ini, memiliki potensi untuk dikembangkan dalam bidang pariwisata," kata Kepala Disbudpar Sleman Ir AA Ayu Laksmidewi TP MM di kantornya, Senin (4/1).
Ada unsur rekreatif dan dikembangkan potensi wisata terapi dari keberadaan pertanian minapadi itu. Namun perlu pendukung lain seperti penyediaan fasilitas gazebo dan olahan kuliner ikan yang dibudidayakan.
Ayu juga mengatakan metode pertanian yang menggabungkan cocok tanam padi dengan budidaya ikan itu, belum banyak ditemui di daerah lain. Dengan demikian, minapadi dinilai dapat menarik minat wisata di Kabupaten Sleman.
“Potensi minapadi sebagai lokasi wisata sangat besar. Sebab budidaya ikan serta padi cukup jarang ditemui, sehingga masyarakat cukup antusias melihat sistem bercocoktanam ini,” tutur Ayu.
Menurut Ayu, ketika masyarakat mengunjungi minapadi, akan mendapatkan pemandangan hamparan sawah dan gerombolan ikan yang berenang di antara tanaman padi. Dengan demikian, wisata ini dinilai ampuh untuk dijadikan rujukan untuk melepas stres setelah disibukkan dengan rutinitas kerja setiap hari.
Selain itu, minapadi juga dapat menjadi wisata edukasi bagi anak-anak sekolah agar lebih dekat dengan profesi petani.
“Melihat sawah dan memberikan makan ikan ini bisa jadi penghilang stres. Tanpa menganggu lahan budidaya, perlu juga ada pelibatan petani yang berinteraksi dengan pengunjung untuk edukasi,” papar Ayu.
Sementara menurut Ketua Kelompok Tani Murakabi Cibuk Kidul yang menerapkan minapadi, Sigit, hasil panen meningkat dengan sistem minapadi.
Pada pertanian padi biasa, ia mampu menghasilkan gabah kering sebanyak 7 kuintal/hektare. Namun dengan minapadi, panen padi mencapai 9,3 kuintal/hektare. Untuk ikan sekali panen 5,4 kuintal nila/1000 meter persegi.
‪"Panen padi meningkat. Ada panen ikan juga yang bisa dijual," kata Sigit yang telah menerapkan minapadi sejak 2011 itu.
‪Dia menuturkan penebaran ikan harus dilakukan pada waktu yang benar-benar ideal yakni setelah tangkai padi cukup kuat dan besar pada usia 17 sampai 20 hari. Jika lahannya diberi air dan ikan saat usia padi masih sangat muda, padi bisa terserang hama.
Dicontohkan saat dikejar waktu proyek ujicoba dari FAO, penebaran ikan saat padi usia 10 hari, akibatnya ada serangan hama keong. Namun kini sudah dapat diatasi. (***/mc sleman/toeb)