Seminar Internasional Pelalawan 2018 Resmi Dibuka

:


Oleh MC KAB PELALAWAN, Sabtu, 11 Agustus 2018 | 09:55 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 914


Pelalawan,InfoPublik – Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian RI, Haris Munandar,secara resmi membuka seminar internasional Hari Kebangkitan Teknologi Nasional ke - 23 tahun 2018 dengan tema Pencapaian Industri Sawit Berkelanjutan dan Berdaya Saing Global dengan Teknologi,Inovasi dan Edukasi Masyarakat Persawitan bertempat di Auditorium Gedung II Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan ( ST2P) Kecamatan Langgam.Kamis (9/8)

Hadir dalam kesempatan tersebut Dirjen Kelembagaan IPTEK DIKTI,Deputi Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ( BPPT RI) Bidang Pengkajian Kebijakan Dr.Ir.Gatot Dwiyanto,M.Eng, Bupati Pelalawan H.M.Harris selaku tuan rumah, Forkompinda Propinsi dan Kabupaten, Pejabat Pemerintah Propinsi dan Kabupaten se Provinsi Riau,

Kemudian Direktur utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Dono Boestami,National Project Director Sustainable Palm Oil Initiative (SPOI) UNDP Indonesia Ir Dedi Junaedi,M.Sc, Direktur PPKS Medan, Delegasi Hakteknas Pemerintah Propinsi / Kabupaten dan Kota Se Indonesia, Sahat Sinaga Wakil Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia, Dr.Darmono Taniwiryono Ketua Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia ( MAKSI ),

Asosiasi Industri Hilir dan Hulu Kelapa Sawit, Pimpinan Perusahaan, Toshihide Nakajima Direktur E-Bio Advanced Technology Jepang, Yamamoto Taizo ( Representative Director Eco Support Co Ltd Jepang ) dan Prof.Dr.Ing Eko Supriyanto Guru Besar Universitas Teknologi Malaysia, Para Rektor Perguruan Tinggi Swasta,Negeri,Akademisi, Para Peneliti dan Pekekayasa Dalam dan Luar Negeri, Tokoh Masyarakat dan Organisasi serta Masyarakat Persawitan.

Harris yang mewakili Menteri Perindustrian, Air Langga, menyampaikan, beberapa pesan terkait dengan perindustrian kelapa sawit di Indonesia, termasuk perkembangan teknologi dalam industri hulu maupun hilir sawit yang akan dikembangkan di ST2P."Perkembangan teknologi harus selaras dengan dunia industri kelapa sawit," jelasnya.

Ia menyatakan, saat ini, banyak kampanye hitam terhadap dunia industri kelapa sawit di Indonesia. Kampanye negatif ini menjadi pengekangan dan ancaman tersendiri di negara ini yang hembuskan oleh dunia Eropa.

Isu yang dihembuskan yakni kelapa sawit Indonesia tidak ramah terhadp lingkungan, merusak alam, hingga kebun sawit yang dibangun dalam kawasan hutan.

"Ini harus dilawan dengan menunjukan kualitas sawit Indonesia yang berdaya saing tinggi dan ramah lingkungan,"ujarnya.Penelitian terhadap turunan kelapa sawit yang dijadikan menjadi komoditi tersendiri menjaid tugas bersama. Agar mampun menyaingin isu negatif atas dunia kelapa sawit Indonesia.

Sementara itu, Bupati Pelalawan, Harris juga menjelaskan seminar internasional dalam peringatan Harteknas menjadi kesinambungan program di Kawasan Teknopolitan. hal ini bukan perkara mudah mewujudkan Kawasan Tekno Park dan proses pembangunannya. Komitmen yang kuat untuk menjalankan dan mewujudkan secara penuh.

"Kami sangat butuh dukungan pemerintah pusat dalam mewujudkan Kawasan Teknopolitan ini. Sebagai pusat pendidikan dan inovasi teknologi di bidang industri kepala sawit,"urainya.

Dijelaskannya, seminar ini diharapkan bisa menunjang tujuh Program Strategis Pemerintah Daerah, yakni Pelalawan Inovatif. Menurutnya, sekitar 75 persen masyarakat Pelalawan menggantungkan hidup melalui perkebunan sawit.

"Melalui seminar ini, petani kebun kita tidak hanya diharapkan menjadi pemilik dan pekerja kebun saja, tetapi bisa mandiri yang bukan hanya pemilik, namun bisa mengolah sendiri dan memasarkannya langsung," ujarnya.

Mantan Ketua DPRD Pelalawan itu optimis, pelaksanaan seminar internasional akan membuat bangsa Indonesia maju dan bahkan bisa sejajar dengan negara lain, terutama dalam penerapan inovasi dan teknologi. (MC Pelalawan/ryan/eyv )