- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Kamis, 19 Desember 2024 | 18:16 WIB
: Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Southeast Asian Ministers of Education Regional Centre for Early Childhood Care and Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) didukung oleh Tanoto Foundation meluncurkan tiga inisiatif penting untuk memajukan perkembangan anak usia dini di Asia Tenggara (Foto: Dok Kemendikdasmen)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Kamis, 19 Desember 2024 | 20:09 WIB - Redaktur: Untung S - 91
Jakarta, InfoPublik – Anak-anak merupakan kunci pembangunan bangsa di masa depan. Sebagai generasi penerima tongkat estafet kepemimpinan, mereka harus dipersiapkan secara optimal sejak dini. Dalam hal itu, Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI) memainkan peran krusial untuk memastikan anak-anak mendapatkan pemenuhan kebutuhan dasar, seperti kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan.
Namun, tantangan besar masih menghambat pengembangan anak usia dini di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, angka partisipasi kasar anak dalam pendidikan anak usia dini (PAUD) hanya mencapai 36,03 persen, dan hanya sekitar 50% di antaranya yang memperoleh layanan PAUD berkualitas. Selain itu, akses yang belum merata, transisi ke sekolah dasar yang kurang optimal, serta minimnya integrasi teknologi dalam program PAUD juga menjadi kendala utama.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui SEAMEO CECCEP, didukung oleh Tanoto Foundation, meluncurkan tiga inisiatif utama dalam acara yang diadakan di Plaza Insan Berprestasi, Gedung A Kemendikdasmen, Jakarta, pada Kamis (19/12/2024).
Tiga inisiatif itu yakni:
Risalah Kebijakan dan Laporan Pemetaan Layanan PAUD di Asia Tenggara, Dokumen ini menyediakan analisis komprehensif mengenai praktik PAUD HI di Asia Tenggara. Rekomendasi berbasis bukti yang disusun menitikberatkan pada koordinasi lintas sektoral, inklusivitas, dan keberlanjutan untuk meningkatkan kualitas layanan PAUD HI. Dengan pendekatan yang sesuai kebutuhan tiap negara, laporan ini bertujuan memastikan semua anak mendapatkan dukungan optimal.
Modul Transisi PAUD ke SD Bagi Orang Tua, Modul ini dirancang untuk membantu orang tua mempersiapkan transisi anak dari prasekolah ke sekolah dasar secara lancar. Fokusnya adalah kesiapan emosional dan sosial anak serta penghapusan tes masuk sekolah yang bertekanan tinggi. Modul ini juga menggunakan pendekatan inklusif yang menghindari isu-isu sensitif terkait SARA.
Aplikasi Mobile "Anaking", Aplikasi itu menjadi solusi digital inovatif untuk mendukung pengasuhan anak usia 0-4 tahun. Fitur-fitur seperti pemantauan pertumbuhan, aktivitas stimulasi, serta informasi parenting yang interaktif tersedia untuk membantu orang tua dalam menciptakan lingkungan pengasuhan yang mendukung perkembangan anak secara optimal.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, menegaskan pentingnya pendidikan dasar, termasuk pendidikan sejak dalam kandungan, untuk membangun generasi Indonesia yang kuat. “Anak-anak yang memiliki pengalaman belajar di PAUD menunjukkan ketahanan mental, intelektual, dan sosial yang lebih tinggi untuk sukses di jenjang pendidikan berikutnya,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi produk-produk dari SEAMEO CECCEP yang diharapkan dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. “Kami ingin produk ini menjadi bagian dari gerakan bersama untuk membangun kualitas sumber daya manusia unggul sejak dini,” tambahnya.
Direktur SEAMEO CECCEP, Vina Adriany, menjelaskan bahwa ketiga inisiatif ini adalah bentuk komitmen untuk mendukung peningkatan kapasitas, riset, dan advokasi kemitraan di bidang PAUD. “Dengan fokus ini, kami ingin memastikan lebih banyak anak mendapatkan layanan PAUD yang berkualitas sesuai kebutuhan mereka,” ungkapnya.
Sementara itu, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, Eddy Henry, menekankan perlunya kerja sama regional untuk meningkatkan kapasitas dan berbagi praktik terbaik. “Dengan mengadopsi kebijakan seperti menurunkan angka stunting hingga di bawah 10% dan meningkatkan partisipasi PAUD hingga 70 persen pada 2030, kita dapat menciptakan generasi berkualitas untuk masa depan,” tegasnya.
Peluncuran tiga inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan anak usia dini. Selain itu, inisiatif ini juga mendorong dialog antara pemangku kepentingan untuk meningkatkan perkembangan anak usia dini secara signifikan di kawasan Asia Tenggara.