- Oleh Wandi
- Rabu, 18 Desember 2024 | 22:27 WIB
: Kegiatan program pengabdian masyarakat internasional oleh dosen UIN Jakarta ke Hongkong dan Guangzhou, Cina/ foto: PPM UIN Jakarta
Oleh Mukhammad Maulana Fajri, Rabu, 18 Desember 2024 | 22:28 WIB - Redaktur: Untung S - 102
Jakarta, InfoPublik – Pusat Pengabdian Masyarakat (PPM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menginisiasi program pengabdian masyarakat internasional untuk menyebarkan misi dakwah yang inklusif dan toleran.
Program ini diikuti oleh beberapa dosen lintas program studi ataupun jurusan. Kegiatan yang dilakukan pada 7 sampai 12 Desember 2024 ini bertujuan untuk memperkenalkan konsep dakwah inklusif kepada masyarakat Indonesia yang tinggal di luar negeri, khususnya di Hong Kong, Shenzhen, dan Guangzhou, Cina.
Salah satu kegiatan utama dalam kunjungan ini adalah pengajian yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hongkong, yang dihadiri oleh para pekerja migran Indonesia, pengurus PCINU Hongkong, serta berbagai tokoh agama dan masyarakat setempat.
“Pelaksanaan pengabdian masyarakat di Hongkong, Senzhen, Ghuangzhou merupakan upaya Kampus untuk mendapatkan rekognisi internasional, dan program ini akan terus berusaha dijalankan berkesinambungan,” ujar Kepala PPM UIN Jakarta, Ade Rina Farida, M.Si. pada keterangannya, Rabu (18/12/2024).
Dakwah inklusif yang diusung dalam pengabdian masyarakat internasional, bertujuan untuk menyampaikan pesan-pesan Islam yang mengutamakan toleransi, keadilan, dan saling menghargai antarumat beragama.
Salah satu dosen yang aktif dalam program ini, Dr. Umi Musyarofah, M.A., menjelaskan bahwa dakwah inklusif bukan hanya bertujuan untuk memperkenalkan ajaran Islam kepada umat Muslim, tetapi juga untuk mempererat hubungan antar umat beragama.
"Dakwah ini tidak hanya berbicara tentang ibadah, tetapi juga tentang membangun saling pengertian dan menghargai perbedaan. Dalam masyarakat yang heterogen seperti Hong Kong, penting sekali untuk menekankan nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama," ujar Dr. Umi.
Kegiatan pengabdian masyarakat internasional ini juga melibatkan Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Hongkong, yang berperan sebagai tuan rumah dalam penyelenggaraan acara. Ketua PCINU Hongkong, Ustadz Suparno menekankan pentingnya kolaborasi antara masyarakat Indonesia di luar negeri dengan lembaga pendidikan di tanah air.
"Kami menyambut baik kunjungan ini karena dapat memperkaya wawasan keagamaan kami, terutama dalam hal bagaimana menjalankan dakwah yang inklusif di tengah kehidupan yang serba berbeda ini," ujar Ustadz Suparno.
Salah satu fasilitas yang menjadi pusat kegiatan dakwah inklusif di Hong Kong adalah Masjid Ammar and Osman Ramju Sadick Islamic Centre. Masjid ketiga yang dibangun di Hong Kong ini telah ada sejak 1967 dan terletak di 40 Oi Kwan Rd, Wan Chai, Hong Kong.
Masjid Ammar memainkan peran penting dalam menyebarkan pesan-pesan perdamaian dan toleransi di wilayahnya. Imam Masjid Ammar, KH Muhaimin, yang berasal dari Indonesia, berperan aktif dalam membimbing umat Muslim Indonesia di Hong Kong untuk tetap menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang moderat dan inklusif, serta mempererat hubungan dengan komunitas agama lainnya di sekitar mereka.
Pada sela-sela pengabdian tersebut, PPM UIN Jakarta megajak kolaborasi dengan Masjid Ammar untuk menempatkan mahasiswa UIN Jakarta melakukan kuliah kerja nyata di wilayahnya seperti yang sudah berjalan pada Agustus hingga September 2024. KH Muhaimin mengapresiasi bahwa kerjasama yang telah dilakukan oleh mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sangat penting dan semoga terus berlanjut, terutama dengan kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh dosen-dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
"Kerjasama ini memberikan dampak positif bagi masyarakat migran Indonesia di Hong Kong. Kami berharap ini bukan hanya menjadi kegiatan satu kali, tetapi bisa berlanjut untuk memberikan manfaat yang lebih besar bagi umat," ujarnya KH Muhaimin.
Ade Rina berharap, pengabdian masyarakat internasional ini memberikan manfaat bagi para dosen yang melaksanakannya serta menambah wawasan tentang budaya dan nilai-nilai di negara lain, sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan pengalaman internasional, serta dapat meningkatkan kemampuan beradaptasi dengan situasi yang berbeda dan menumbuhkan pemikiran kritis dan kreatif dalam menghadapi masalah sosial di berbagai negara.