- Oleh Putri
- Senin, 2 Desember 2024 | 23:50 WIB
: Menkes Budi Gunadi Sadikin dan Board Members GAVI melihat proses penyimpanan vaksin di Puskesmas Pasirkaliki, serta proses produksi dan distribusi vaksin yang dilakukan oleh PT Biofarma/Foto: Kemenkes
Oleh Putri, Senin, 2 Desember 2024 | 23:49 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 104
Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendampingi Board Members The Global Alliance for Vaccines and Immunization (GAVI) mengunjungi Puskesmas Pasirkaliki dan PT Biofarma di Bandung.
Pada kunjungan tersebut Senin (2/12/2024), Menkes Budi dan Board Members GAVI melihat proses penyimpanan vaksin di Puskesmas Pasirkaliki, serta proses produksi dan distribusi vaksin yang dilakukan oleh PT Biofarma.
Menkes Budi mengatakan informasi mengenai vaksin juga tersedia dalam aplikasi SATUSEHAT. Masyarakat juga dapat memantau riwayat vaksinasi yang telah diterima melalui aplikasi tersebut.
“Kita juga sudah mendigitalisasi semua informasi mengenai vaksin, sehingga ibu-ibu tidak perlu khawatir karena semuanya bisa dibaca di SATUSEHAT,” kata Menkes Budi.
Pada kunjungan pertama Puskesmas Pasirkaliki, Kepala Puskesmas dr. Teti Hendriani Agustin menjelaskan cara puskesmas menjaga ketersediaan vaksin pada suhu yang tepat agar vaksin tidak rusak.
Proses ini dilakukan menggunakan perangkat Internet of Things (IoT) dan Sistem Monitoring Inventaris Logistik secara Elektronik (SMILE) yang dikembangkan oleh Kemenkes, GAVI, dan UNDP.
"IoT inilah yang nanti bisa membuat kita memantau suhu secara berjenjang sampai ke Kemenkes, sehingga sampai Kemenkes pun bisa melihat bagaimana tren suhu vaksin yang ada di kulkas tersebut,” kata dr. Teti.
Untuk menjaga kualitas vaksin, diperlukan sistem pemantauan suhu penyimpanan vaksin yang terintegrasi. Kemenkes, bersama GAVI dan UNDP, berkolaborasi untuk memastikan keterjagaan rantai dingin (cold chain) dalam sistem logistik vaksin di Indonesia.
Di setiap vaccine refrigerator, terdapat perangkat pemantauan suhu dengan teknologi IoT yang memberikan laporan kondisi suhu ke dalam aplikasi pemantauan SMILE. Aplikasi ini dikelola oleh petugas farmasi pada tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional.
Selanjutnya, Menkes Budi bersama Board Members GAVI beranjak ke fasilitas produksi vaksin PT Biofarma untuk melihat proses produksi, pengemasan, dan pemantauan distribusi vaksin.
Di tengah kunjungan tersebut, Menkes Budi juga mengapresiasi kapasitas produksi dan sistem pelacakan distribusi yang dimiliki oleh Biofarma.
“Biofarma punya kapasitas untuk produksi dan distribusinya juga tadi kita lihat secara digital bagaimana kita bisa track by vial, by boxes, kalau kita mau distribusi vaksin ke mana-mana,” ujar Menkes Budi.
Ia pun berharap apa yang dilakukan oleh Biofarma dapat direplikasi, atau menjadi contoh yang dapat diikuti, oleh negara-negara lain, sehingga distribusi vaksin ke seluruh dunia dapat berjalan dengan lebih baik.
Dalam sesi diskusi dengan GAVI usai kunjungan lapangan, Direktur Utama PT Biofarma Shadiq Akasya menyatakan ada tiga aspek strategis kemitraan antara Biofarma dengan GAVI.
Pertama, memperkuat ketahanan rantai pasokan agar ketersediaan vaksin tidak terganggu. Kedua, berinovasi untuk memenuhi kebutuhan ancaman kesehatan yang baru dan terus berkembang.
Ketiga, berkolaborasi dalam peningkatan kapasitas untuk mendukung sistem kesehatan di wilayah yang sulit menerima bantuan.
Direktur Utama Biofarma Shadiq Akasya berharap bahwa kunjungan GAVI ke Biofarma ini dapat memperluas akses vaksin bagi masyarakat dunia.
“Saat kita berkumpul di sini hari ini, mari kita menegaskan kembali tujuan kita bersama yaitu memperkuat sistem kesehatan global dan menciptakan dunia di mana akses yang adil terhadap vaksin adalah kenyataan bagi semua orang,” kata Shadiq.