- Oleh Wahyu Sudoyo
- Selasa, 24 Desember 2024 | 17:25 WIB
: Wamenkomdigi Nezar Patria (Humas Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 21 November 2024 | 23:10 WIB - Redaktur: Untung S - 207
Jakarta, InfoPublik – Jurnalis nasional, khususnya media siber, didorong untuk terus meningkatkan kompetensinya untuk menghadapi arus informasi yang semakin deras di media sosial (medsos) akibat masifnya perkembangan teknologi digital.
“Agar tidak hanyut dalam arus informasi yang diproduksi di media sosial, kompetensi harus terus ditingkatkan. Skill kita ini harus terus ditingkatkan sehingga kita bisa meramu satu informasi menjadi penting, menjadi relevan untuk dibaca," ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam keterangannya terkait Seminar Nasional dan Pelantikan Pengurus Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur Periode 2024-2028 di Surabaya, Jawa Timur, seperti diansir pada Kamis (21/11/2024).
Nezar berpendapat, kecakapan jurnalistik diperlukan untuk mengelola informasi yang mungkin lepas dari perhatian media arus utama (mainstream).
Terlebih, perkembangan medsos kini telah membawa dampak yang menghawatirkan terhadap kualitas informasi yang diserap masyarakat.
“Bahkan kualitas informasi media mainstream mengalami kemunduran lantaran harus mengikuti logika platform digital. Di sini kecakapan jurnalistik masuk ke ranah bagaimana seni tingkat tinggi mengolah yang namanya informasi menjadi satu produk jurnalistik yang menarik, penting dan relevan," ungkapnya.
Dia menekankan arti penting menjaga prinsip jurnalisme yang baik agar bisa menghasilkan produk jurnalistik yang tervalidasi dan tahapan verifikasi yang jelas.
Hal ini dinilai menjadi pembeda antara produk media sosial dengan produk jurnalistik.
Sebab, produk informasi di medsos dihasilkan tanpa melalui proses verifikasi jelas dan ketat. Sedangkan pelaku media siber harus tetap berpegang teguh pada kaidah jurnalistik.
"Garis verifikasi ini saya kira pedoman yang sangat klasik tetapi sangat manjur juga di situasi yang serba tidak menentu seperti sekarang ini," ungkap dia.
Wamenkomdigi juga mengingatkan arti penting etika jurnalistik sebagai pedoman untuk mengimbangi kecakapan atau skill seorang jurnalis.
"Tentu saja kode etik mengimbangi yang namanya kecakapan atau skill tadi. Jadi ramuan skill plus kode etik sama dengan good journalism," tutup Nezar Patria.