- Oleh Wandi
- Senin, 16 Desember 2024 | 22:37 WIB
: Sekjen KONI Pusat Drs.Tb. Lukman Djajadikusuma, MEMOS dengan tema, ‘PON Mandiri guna mewadahi cabor-cabor yang tidak dipertandingkan pada PON’./Foto Istimewa/Humas KONi Pusat
Oleh Wandi, Kamis, 21 November 2024 | 20:50 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 323
Jakarta, InfoPublik – Sekretaris Jenderal KONI Pusat, Tb. Lukman Djajadikusuma, mengusulkan langkah transformasi Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk lebih fokus pada cabang olahraga Olimpiade dan yang berpotensi unggul di multievent internasional.
Ia juga menekankan pentingnya menghadirkan multievent tambahan guna menampung cabang olahraga lain yang tidak dipertandingkan dalam PON.
"PON Mandiri ini dirancang untuk mewadahi cabang olahraga yang tidak masuk dalam PON sekaligus menambah kompetisi untuk cabang olahraga yang masuk Desain Besar Olahraga Nasional (DBON),” ujar Sekjen yang akrab disapa Ade Lukman pada acara Focus Group Discussion (FGD) bertema ‘Penyelenggaraan PON Ke Depan Lebih Profesional’ di Yogyakarta, Kamis (21/11/2024).
Multievent terobosan yang diusulkan KONI Pusat mencakup Pekan Olahraga Bela Diri Nasional (Indonesia Martial Art Games/IMAG), Pekan Olahraga Pantai Nasional (Indonesia Beach Games), Pekan Olahraga Indoor (Indonesia Indoor Games), PON Remaja (Indonesia Youth Games)
Keempat multievent ini akan digelar di berbagai kabupaten/kota setiap dua tahun, dengan harapan meningkatkan kualitas pembinaan atlet, menambah peluang kompetisi, serta mendorong pengembangan sport tourism dan sport industry di Indonesia.
Ade Lukman juga menyoroti tata kelola organisasi olahraga dunia, International Olympic Committee (IOC), sebagai referensi untuk pengelolaan KONI Pusat. “Pendapatan IOC yang terbesar berasal dari hak siar, sponsor, tiket, dan licensing. Dari pendapatan itu, 90% dikembalikan kepada NOC, federasi internasional cabang olahraga, dan atlet. Ini adalah impian kami di KONI Pusat,” tegasnya.
Diskusi dalam forum juga mengusulkan agar PON ke depan lebih ringkas dengan memprioritaskan 32 cabang olahraga Olimpiade serta cabang olahraga SEA Games dan Asian Games yang berprestasi. Estimasi jumlah nomor pertandingan pada PON berikutnya berkisar 600-700, jauh lebih sedikit dibandingkan PON XXI Aceh-Sumut 2024 yang mencapai 1.037 nomor pertandingan dari 65 cabang olahraga.
Guru besar UNNES, Prof. Dr. Tandyo Rahayu, mengapresiasi format baru ini. “PON harus dibuat lebih ringan, dengan adanya multievent lain sebagai ruang tambahan. Namun, branding tetap menjadi kunci keberhasilan,” ujarnya.