- Oleh Wahyu Sudoyo
- Minggu, 22 Desember 2024 | 18:45 WIB
: Pertemuan antara Menkomdigi Meutya Hafid dengan Under Secretary of Commerce for International Trade U.S. Department of Commerce Marisa Lago dan Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Kamala Shirin Lakhdhir di kantor Kementerian Komdigi, Jakarta. (Humas Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Selasa, 19 November 2024 | 20:18 WIB - Redaktur: Untung S - 101
Jakarta, InfoPublik – Pemerintah Republik Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sepakat memperkuat kemitraan di bidang teknologi digital. Fokus utama dari kerja sama ini adalah pengembangan kecerdasan buatan (AI), transformasi digital yang inklusif, serta pengembangan kota pintar (smart city) di Indonesia.
Kesepakatan ini terungkap setelah pertemuan bilateral antara Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi), Meutya Hafid, dengan Under Secretary of Commerce for International Trade U.S. Department of Commerce, Marisa Lago, serta Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, yang berlangsung di Kantor Kementerian Komdigi, Jakarta, pada Selasa (19/11/2024).
Menurut Menkomdigi, Meutya Hafid, pertemuan tersebut merupakan langkah strategis untuk mempererat hubungan kedua negara, khususnya dalam bidang teknologi digital yang diyakini dapat menjadi pendorong utama untuk inklusivitas dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
“Kami sangat menyambut baik kehadiran 12 perusahaan asal Amerika Serikat yang akan segera berkunjung ke Jakarta, Denpasar, dan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Kehadiran mereka sangat diharapkan dapat mendukung perkembangan smart city di Indonesia,” ujar Meutya dalam keterangannya.
Selain itu, Menkomdigi menekankan pentingnya pengembangan infrastruktur digital yang merata, terutama di Ibu Kota Nusantara, sebagai bagian dari upaya untuk mewujudkan konektivitas dan perluasan akses teknologi informasi di seluruh Indonesia.
Meutya juga menambahkan bahwa kerja sama antara Indonesia dan AS akan mencakup studi bersama mengenai penguatan keamanan siber, serta pengembangan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI). Fokus utama dari penerapan AI ini adalah memastikan bahwa teknologi tersebut tidak hanya mendorong inovasi, tetapi juga dapat berkontribusi pada kemajuan sosial-ekonomi yang berkelanjutan.
“Penerapan kecerdasan buatan harus dilakukan secara bertanggung jawab dan inklusif, sejalan dengan prinsip keberlanjutan dan dampak positif bagi masyarakat luas,” jelas Menkomdigi.
Kerja sama itu diharapkan dapat menjadi langkah besar dalam mempercepat proses transformasi digital yang inklusif di Indonesia, menciptakan peluang ekonomi baru, dan memajukan teknologi di berbagai sektor, termasuk kota pintar yang menjadi fokus pengembangan di masa depan.
Dalam pertemuan tersebut, Menkomdigi Meutya Hafid didampingi oleh Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria, Sekretaris Jenderal Mira Tayyiba, serta Direktur Jenderal Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika Ismail. Sementara itu, pihak AS diwakili oleh Duta Besar AS untuk Indonesia, Kamala Shirin Lakhdhir, serta sejumlah pejabat dari Kedutaan Besar AS, termasuk Counselor for Commercial Affairs, Eric Hsu, Senior Policy Advisor dari U.S. Department of Commerce, Susannah Marshall, dan Commercial Officer, Christopher Feather.