- Oleh Wahyu Sudoyo
- Senin, 18 November 2024 | 23:16 WIB
: Mendes PDT Yandri Susanto (tengah Kiri) dan Rektor Untirta Fatah Sulaiman (tengah kanan) usai melakukan penandatanganan MoU tentang Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa dan Daerah Tertinggal. (Didi/Humas Kemendes PDT)
Oleh Wahyu Sudoyo, Senin, 18 November 2024 | 22:52 WIB - Redaktur: Untung S - 157
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) berkolaborasi dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) untuk mendorong mahasiswa menjadi agen perubahan dalam pengembangan potensi desa dan daerah tertinggal di Indonesia.
Kolaborasi itu resmi dimulai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto dan Rektor Untirta Fatah Sulaiman mengenai Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian kepada Masyarakat di Desa dan Daerah Tertinggal.
Dalam acara yang digelar di Banten pada Senin (18/11/2024), Mendes PDT Yandri Susanto menyampaikan bahwa hampir 73 persen penduduk Indonesia tinggal di desa, yang menunjukkan potensi besar untuk peningkatan kualitas hidup dan pembangunan daerah tertinggal.
"Desa-desa di Indonesia ini jumlah penduduknya hampir 73 persen. Jangan sampai kondisi demografis seperti Jepang atau Korea menimpa Indonesia di masa depan," ungkap Yandri dalam keterangannya.
Kerja sama ini akan melibatkan mahasiswa Untirta baik sebelum mereka lulus maupun setelahnya. Yandri menjelaskan bahwa program ini akan dilaksanakan melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN), di mana mahasiswa bisa ditempatkan di desa-desa unggulan atau desa yang memiliki potensi besar. "Program KKN ini bisa dilaksanakan saat mahasiswa berada di semester akhir atau setelah mereka lulus, dengan penempatan di desa-desa yang memiliki potensi," jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan, Kemendes PDT juga akan memberikan reward berupa fasilitasi kepada mahasiswa yang ditempatkan di desa-desa yang memiliki potensi besar. Selain itu, mahasiswa juga akan diberikan akses untuk berhubungan dengan perusahaan-perusahaan di sekitar desa tersebut, termasuk melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).
"Kami akan membantu mahasiswa untuk terhubung dengan pihak ketiga, seperti perusahaan melalui CSR atau pemberian modal usaha. Yang terpenting adalah keterampilan dan komitmen untuk bekerja di desa. Kami akan mendukung pengembangan desa melalui program-program yang ada," tambah Yandri.
Yandri juga mengajak alumni Untirta untuk bersama-sama membangun desa, seperti yang dilakukan oleh Desa Ngoran di Blitar, yang sukses mengekspor Kendang Djembe ke Tiongkok senilai Rp18 Miliar. Desa ini memiliki potensi yang sangat besar, mulai dari sektor pertanian, perikanan, wisata, dan lainnya, yang harus dimaksimalkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa.
"Di desa, kita bisa tinggal dengan penghasilan yang lebih besar dibandingkan dengan orang yang tinggal di kota," kata Yandri.
Dalam acara ini, turut hadir mendampingi Mendes Yandri, Sekretaris Jenderal Kemendes PDTT Taufik Madjid, Kepala Pusat Pelatihan ASN Mulyadin Malik, dan Kepala Biro Hukum Lalu Syaifudin.
Kerja sama antara Kemendes PDT dan Untirta ini diharapkan dapat membawa dampak positif dalam pengembangan desa dan pemberdayaan masyarakat, serta mengajak generasi muda untuk terlibat langsung dalam pembangunan Indonesia.