- Oleh Wahyu Sudoyo
- Jumat, 8 November 2024 | 15:34 WIB
: Wamenkomdigi Nezar Patria (Humas Komdigi)
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 7 November 2024 | 20:51 WIB - Redaktur: Untung S - 77
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) optimistis bahwa industri penyiaran akan tumbuh sejajar dengan target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen. Keyakinan ini didukung oleh pengembangan ekosistem penyiaran melalui Rancangan Awal Rencana Strategis 2025-2029 di Bidang Penyiaran.
“Pemerintah optimistis bahwa pertumbuhan sektor penyiaran akan sejalan dengan program yang dicanangkan Presiden Prabowo dalam upaya menggenjot ekonomi nasional. Kami harapkan ekosistem penyiaran dapat menopang pertumbuhan tersebut,” ujar Wakil Menteri Komdigi (Wamenkomdigi), Nezar Patria, dalam Seminar Digitalisasi Penyiaran Tahun 2025-2029: Tren Bermedia Penyiaran, Teknologi, Bisnis, dan Respon Kebijakan di Jakarta, Kamis (7/11/2024).
Nezar menjelaskan bahwa program digitalisasi siaran televisi atau Analog Switch Off (ASO) akan berperan penting dalam mendorong pertumbuhan industri penyiaran. Potensi pendapatan dari sektor ini diperkirakan mencapai Rp109,6 triliun pada 2027, naik dari Rp90,9 triliun pada 2022.
“Transformasi digital yang begitu masif akan mengubah lanskap bisnis model industri penyiaran dan media secara global. Kita harus terus mencari model bisnis yang tepat di tengah ketidakpastian ini,” ujar Nezar, mengingatkan pelaku industri untuk tetap inovatif dan fleksibel.
Pasar industri media dan hiburan di Indonesia, yang termasuk tiga terbesar di Asia setelah Tiongkok dan India, memiliki dampak ekonomi signifikan. Pada 2027, kontribusinya diperkirakan mencapai Rp155 triliun, dengan kontribusi produk domestik bruto (PDB) sebesar Rp97,5 triliun dan menyerap hingga 616 ribu tenaga kerja.
Namun, Nezar mengingatkan bahwa era digital menawarkan banyak pilihan platform bagi audiens, menuntut industri penyiaran untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru pemirsa. “Industri penyiaran harus menyesuaikan diri dengan preferensi audiens yang terus berubah dan bersaing menarik perhatian di berbagai platform,” jelasnya.
Wamenkomdigi juga mengajak para pemangku kepentingan industri penyiaran untuk terus memanfaatkan teknologi dan mengembangkan talenta digital. “Prinsip agile dan adaptability sangat penting untuk mengembangkan strategi yang efektif. Rencana strategis harus disusun untuk menghadapi tantangan nyata di industri,” tutup Nezar.
Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Dirjen PPI Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto, Direktur Penyiaran Ditjen PPI Geryantika Kurnia, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Amin Shabana, Direktur Program dan Berita TVRI Arif Kuswardono, Ketua ATVNI Rikard Bangun, Sekretaris Jenderal ATVSI Gilang Iskandar, dan Ketua PRSSNI Muhammad Rafiq.