- Oleh Farizzy Adhy Rachman
- Kamis, 21 November 2024 | 21:28 WIB
: Menag bersama para tokoh Buddha pada Silaturahmi Kebangsaan Menteri Agama dan Menteri Kebudayaan bersama Umat Buddha Indonesia, yang digelar di Ji Expo, Jakarta, pada Selasa (5/11/2024). /Foto: Ahmad SYawlana./Humas Kemenay
Jakarta, InfoPublik – Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar berharap kepada umat Buddha Indonesia agar tetap menjaga kesakralan Borobudur sebagai tempat ibadah. Menurutnya, hal itu penting untuk mempertahankan spiritualitas yang ada di Borobudur.
Pernyataan tersebut disampaikan Menag saat acara Silaturahmi Kebangsaan bersama Menteri Agama dan Menteri Kebudayaan serta umat Buddha Indonesia, yang diselenggarakan oleh Keluarga Cendikiawan Buddhis Indonesia di Ji Expo, Jakarta, pada Selasa (5/11/2024).
“Borobudur memiliki banyak fungsi, namun meski fungsinya sangat beragam, kesakralannya tidak boleh dihilangkan. Borobudur adalah kebanggaan semua orang, bukan hanya bagi umat Buddha, tetapi juga bagi dunia,” ucap Menag.
Untuk menjaga kesakralan tersebut, Menag meminta semua umat agar tidak hanya melihat Borobudur dari aspek ekonominya, tetapi juga dari aspek spiritualnya. Meski demikian, ia berharap bahwa peningkatan spiritualitas dan peningkatan ekonomi bagi masyarakat sekitar dapat berjalan beriringan.
“Jangan sampai kita melakukan rasionalisasi yang justru menyimpang dari fungsi sebenarnya. Namun, kita juga harus memikirkan bagaimana Borobudur bisa memberikan kontribusi secara ekonomis kepada masyarakat di sekitarnya,” harap Menag.
“Di Indonesia, saya kira wisata religi yang paling banyak pengunjungnya adalah Borobudur, diikuti oleh Istiqlal. Oleh karena itu, rumah ibadah ini harus mendapatkan berkah. Mari kita pertahankan orisinalitas Borobudur dan tidak mengeksploitasinya sehingga menghilangkan kesakralannya,” pinta Menag.
Menag menegaskan bahwa Candi Borobudur adalah candi yang terlindungi, bahkan oleh organisasi dunia. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia juga harus berperan serta dalam melindungi Borobudur dari hal-hal yang dapat merusaknya.
“Karena itu, saya mengimbau kepada masyarakat setempat untuk memberikan apresiasi secara spiritual terhadap bangunan sakral ini yang dikeramatkan oleh para penganutnya. Tidak perlu dipertentangkan. Ini adalah kebanggaan Indonesia dan dunia. Mari kita rawat bersama,” tutup Menag.