- Oleh Pasha Yudha Ernowo
- Sabtu, 21 Desember 2024 | 14:23 WIB
: Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, Nadiem Anwar Makarim kepada tiga menteri Kabinet Merah Putih yaitu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti; Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro; dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon (Foto: Dok kemendikbudristek)
Oleh Pasha Yudha Ernowo, Selasa, 22 Oktober 2024 | 07:05 WIB - Redaktur: Untung S - 405
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelar serah terima jabatan (sertijab) dan acara pisah sambut antara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024, Nadiem Anwar Makarim, kepada tiga menteri Kabinet Merah Putih. Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti; Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro; dan Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, kini resmi memimpin tiga kementerian baru. Acara ini berlangsung di Plaza Insan Berprestasi, Kompleks Kemendikbudristek, Jakarta, Senin (21/10/2024).
Dalam sambutannya, Nadiem Makarim berpamitan dan menyerahkan amanah besar di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi kepada para pemimpin yang baru. Ia menyoroti kebijakan Merdeka Belajar, yang telah mencapai 26 episode sejak diluncurkan pada tahun 2020, sebagai salah satu tonggak utama peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. Kebijakan ini sejalan dengan prinsip Ki Hajar Dewantara yang berpusat pada anak dan mengutamakan penguatan karakter serta nilai-nilai kebinekaan.
Nadiem juga menekankan pentingnya akses pendidikan bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, serta pemanfaatan teknologi untuk mempercepat pencapaian target pembangunan pendidikan. Dalam bidang kebudayaan, ia menyoroti pentingnya pelestarian budaya melalui museum dan cagar budaya, yang dijalankan sejalan dengan Undang-Undang Pemajuan Kebudayaan.
“Kami berharap kebijakan yang telah berjalan baik dan berdampak positif dapat dilanjutkan di pemerintahan mendatang. Meskipun nomenklaturnya berubah, saya yakin kita semua memiliki visi yang sama untuk memastikan setiap anak Indonesia mendapatkan layanan pendidikan berkualitas dan menjaga kemajuan kebudayaan dengan tata kelola yang akuntabel,” tutur Nadiem.
Ia juga menyampaikan terima kasih kepada para guru, dosen, tenaga kependidikan, dan pegiat seni budaya, yang ia sebut sebagai garda terdepan dalam implementasi kebijakan. “Tanpa dukungan Bapak dan Ibu, kebijakan sebagus apapun tak akan terlaksana dan tidak akan membawa perbaikan bagi negeri,” ujarnya.
Nadiem menambahkan bahwa meski tugasnya telah selesai, masih banyak pekerjaan besar yang menunggu para menteri baru.
Acara pisah sambut ini menandai awal baru bagi Kemendikbudristek, yang kini terpecah menjadi tiga kementerian di bawah pimpinan Abdul Mu'ti, Satryo Soemantri Brodjonegoro, dan Fadli Zon.
Abdul Mu'ti, sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, menyampaikan apresiasi kepada Nadiem dan jajaran Kemendikbudristek atas dedikasi mereka. “Kami akan menjaga dan melanjutkan hal-hal baik yang telah dirintis, serta menggagas hal baru untuk kemajuan pendidikan nasional,” ujarnya.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menekankan pentingnya melanjutkan proses pendidikan tanpa gangguan. “Pendidikan harus terus berjalan. Kita tidak boleh berhenti, meskipun ada perubahan,” katanya.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyoroti bahwa ini adalah kali pertama Kementerian Kebudayaan berdiri sebagai kementerian mandiri. Ia bertekad menjadikan kekayaan budaya Indonesia sebagai aset nasional yang bisa mengangkat posisi Indonesia sebagai ibu kota budaya dunia.