Pemerintah Pastikan Semua Anak Usia 0-7 Tahun di 33 Provinsi Dapat Imunisasi Polio 2 Dosis

: Balita sedang menerima imunisasi polio tetes/Foto: Kemenkes


Oleh Putri, Sabtu, 21 September 2024 | 17:25 WIB - Redaktur: Untung S - 95


Jakarta, InfoPublik - Penyakit polio dapat menyebabkan dampak serius pada kesehatan, salah satunya kelumpuhan permanen. Namun, penyakit ini dapat dicegah melalui imunisasi polio lengkap.

Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes Prima Yosephine mengatakan pemberian imunisasi tambahan pada Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio secara serentak dan massal sangat penting untuk memutus rantai penularan virus dan menghentikan KLB.

Sasaran PIN Polio adalah anak usia 0-7 tahun dan tanpa memandang status imunisasi sebelumnya. Vaksin yang diberikan adalah vaksin polio tetes.

“Per tanggal 15 September 2024 hanya 3 provinsi, yaitu Banten, Jakarta, dan Sumatera Selatan yang sudah mencapai cakupan ≥95 persen untuk dosis 1 dan 2,” kata Prima seperti yang dikutip InfoPublik Sabtu (21/9/2024).

Selain itu, ada dua provinsi yaitu Gorontalo dan Sulawesi Selatan, yang telah mencapai target cakupan dosis 1 ≥95 persen. Sementara cakupan dosis dua belum mencapai target.

Dibutuhkan akselerasi, kecepatan, dan semangat lebih untuk mencapai target PIN Polio secara keseluruhan. Karena itu, pelaksanaan PIN Polio dosis 1 dan 2 di 33 provinsi diperpanjang hingga 23 September 2024.

“Puskesmas harus melakukan pemetaan desa/kelurahan yang belum mencapai target dan menyusun strategi untuk pencapaian target,” kata Prima.

Ia juga meminta petugas puskesmas melakukan sweeping dan mengoptimalkan supervisi untuk memastikan setiap anak mendapatkan dua dosis imunisasi polio tambahan.

“Apresiasi bagi seluruh jajaran dinas kesehatan provinsi, dinas kesehatan kabupaten/kota, dan Puskesmas yang telah bekerja keras dalam melaksanakan PIN Polio putaran 1 dan 2,” kata Prima.

Imunisasi polio yang termasuk dalam program nasional terdiri dari dua jenis vaksin, yaitu vaksin polio tetes atau Oral Polio Vaccine (OPV) yang diberikan dalam empat dosis, dan vaksin polio suntik atau Inactivated Polio Vaccine (IPV) yang diberikan dalam dua dosis. Keduanya aman dan memberikan kekebalan optimal.

Hingga saat ini, kasus polio masih dilaporkan terjadi di beberapa wilayah Indonesia, termasuk Aceh (Pidie, Aceh Utara, Bireuen), Purwakarta, Klaten, Sampang, Pamekasan, Pandeglang, Mimika, Nduga, dan Asmat.

Sebagai respons aktif terhadap penularan dan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang sedang terjadi di Indonesia, Kemenkes bersama pemerintah daerah gencar melakukan pemberian 2 dosis imunisasi tambahan polio melalui kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).

Upaya penting lainnya adalah meningkatkan komunikasi dan advokasi kepada para pemangku kepentingan terkait (stakeholder) untuk mendapatkan dukungan dalam menjangkau sasaran di sisa waktu pelaksanaan PIN ini.

Optimalisasi penjangkauan harus melibatkan perangkat daerah setempat, kader, tokoh agama/adat, relawan PMI/Poltekkes, serta TNI dan POLRI. Bersama-sama, kita pasti dapat mengalahkan polio. Mari kita wujudkan Indonesia yang sehat dan bebas polio!

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 September 2024 | 17:08 WIB
Kabupaten Mimika Lakukan Percepatan Eliminasi Malaria
  • Oleh Putri
  • Sabtu, 21 September 2024 | 17:05 WIB
Kolaborasi Kemenkes-BRIN Gelar Simulasi Kegawatdaruratan Medis
  • Oleh Pasha Yudha Ernowo
  • Jumat, 20 September 2024 | 17:11 WIB
Satu Dekade JKN: KPK Tegaskan Pentingnya Tata Kelola Akuntabel untuk Cegah Fraud
  • Oleh Putri
  • Jumat, 20 September 2024 | 06:00 WIB
Cegah Bunuh Diri, Kemenkes Ajak Remaja Bicara soal Kesehatan Mental
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:47 WIB
Pentingnya Meningkatkan Ketepatan Diagnosis demi Keselamatan Pasien
  • Oleh Putri
  • Kamis, 19 September 2024 | 21:46 WIB
Kemenkes Imbau Masyarakat Bijak Konsumsi Antibiotik