- Oleh Wandi
- Minggu, 22 Desember 2024 | 18:47 WIB
: Direktur Pemberdayaan Zakat Wakaf bersama penerima manfaat KUA Pemberdayaan Ekonomi. /Foto: Humas Kemenag
Oleh Wandi, Sabtu, 24 Agustus 2024 | 20:48 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 372
Jakarta, InfoPublik - Program Pemberdayaan Ekonomi Umat yang diinisiasi oleh Kantor Urusan Agama (KUA) mulai menunjukkan hasil nyata dengan membawa dampak signifikan bagi kesejahteraan warga. Salah satu contoh sukses dari program ini dapat dilihat di KUA Palu Barat, Palu, Sulawesi Tengah, di mana usaha-usaha kecil yang didukung program ini mengalami pertumbuhan pesat dan menghasilkan pendapatan stabil bagi para penerimanya.
Di bawah naungan program ini, KUA Palu Barat telah berhasil mengembangkan berbagai usaha kecil, termasuk dagang sayur matang dan produksi abon ikan, yang kini memberikan penghasilan yang lebih baik bagi masyarakat setempat. Keberhasilan ini tidak hanya membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi, tetapi juga memperkuat keharmonisan rumah tangga penerima manfaat.
Dian Rahmatullah, salah satu penerima manfaat program, merasakan dampak positif dari bantuan yang diterimanya pada tahun 2022. Dengan usahanya menjual sayur matang, Dian kini meraup keuntungan bersih sekitar Rp150 ribu per hari atau mencapai Rp4 juta per bulan.
"Alhamdulillah, usaha kami sudah mulai bisa menghasilkan keuntungan sekitar Rp4 juta tiap bulannya. Selain mendukung pengembangan usaha, juga meningkatkan keharmonisan rumah tangga kami," kata Dian, dilansir website Kemenag, Sabtu (24/8/2024).
Nur Fadilah, penerima manfaat lainnya, telah mengembangkan usaha fotokopi di dalam kampus Unisa Alkhairaat, Palu. Berkat tambahan dana sebesar Rp10 juta dari program, ia berhasil membeli komputer baru yang membantu meningkatkan produktivitas dan keuntungan usahanya.
"Dana program kami beli komputer untuk mengembangkan usaha fotokopi kami di Unisa Alkhairaat. Usaha kami mulai mandiri sekarang," jelas Nur.
Kesuksesan Usaha Abon Ikan "Dapoer Nayla" dan Daya Saing Produk Lokal
Andi Rahmah, penerima manfaat lainnya yang juga memperoleh bantuan pada tahun 2022, sukses mengembangkan usaha abon ikan dengan merek “Dapoer Nayla”. Dengan penjualan mencapai 150 pcs per bulan, Andi memperoleh keuntungan sekitar Rp5 juta setiap bulan.
"Usaha kami bisa berkembang berkat bantuan dari Kemenag. Dari satu produk ikan abon, kami bisa mengembangkan produk makanan khas daerah Palu," ungkap Andi.
Dengan dukungan sertifikat halal, produk abon ikan "Dapoer Nayla" kini memiliki daya saing lebih tinggi di pasaran.
Sementara Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag, Waryono Abdul Ghafur, mengapresiasi pencapaian program ini dan menegaskan pentingnya kerja sama antar pihak.
"Kesuksesan program ini tidak lepas dari kerja sama semua pihak, baik dari lembaga zakat hingga pendamping dan penyuluh. Terima kasih atas kerja sama BAZNAS, LAZ, dan Pendamping yang telah berlangsung hingga tahun 2024," jelasnya.
Waryono juga menjelaskan bahwa Program KUA Pemberdayaan Ekonomi Umat di KUA Palu Barat telah memberdayakan sepuluh penerima manfaat dengan penghasilan rata-rata mencapai Rp3-4 juta per bulan. Ke depan, Kemenag bersama BAZNAS Kota Palu dan LAZ berencana memperkuat modal usaha lanjutan dan memberikan bimbingan usaha bagi penerima manfaat tersebut.
Ia juga mendorong pihak internal Kementerian Agama untuk mendukung keberlanjutan usaha para penerima manfaat dengan membeli produk-produk hasil program ini. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dorongan tambahan bagi keberlanjutan usaha dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Dengan hasil yang menggembirakan ini, Program Pemberdayaan Ekonomi Umat di KUA Palu Barat menunjukkan bahwa dengan dukungan dan bimbingan yang tepat, usaha kecil dapat berkembang menjadi sumber pendapatan yang signifikan dan berkelanjutan bagi masyarakat.