Festival Budaya dan Lingkungan Kenduri Swarnabhumi 2024 Hadir di Jambi dan Sumbar

: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, kembali menggelar Kenduri Swarnabhumi untuk ketiga kalinya mulai Agustus hingga November (Foto: Dok Kemendikbudristek)


Oleh Pasha Yudha Ernowo, Senin, 5 Agustus 2024 | 17:52 WIB - Redaktur: Untung S - 372


Jakarta, InfoPublik – Guna melestarikan budaya dan lingkungan Daerah Aliran Sungai (DAS) Batanghari yang telah menjadi pusat peradaban, serta membangkitkan kesadaran masyarakat lokal untuk menjaga warisan nenek moyang bagi generasi mendatang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media kembali menggelar Kenduri Swarnabhumi untuk ketiga kalinya mulai Agustus hingga November 2024 mendatang.

Selama Kenduri Swarnabhumi 2024, Kemendikbudristek menggandeng sepuluh pemerintah daerah di Jambi, yakni Kabupaten Bungo, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Sungai Penuh, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Kerinci, Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin, Kota Jambi, serta Kabupaten Dharmasraya di Sumatra Barat (Sumbar).

Hingga saat ini, tiga dari dua belas kegiatan festival daerah sebagai bagian dari Kenduri Swarnabhumi telah sukses diselenggarakan, yaitu Festival Suku Batin IX di Kabupaten Batanghari, Festival Biduk Gedang Selang Beangkut di Kabupaten Merangin, dan Festival Keris Siginjai di Kota Jambi.

Menurut keterangan tertulis yang diterima InfoPublik, Senin (5/8/2024), Direktur Perfilman, Musik, dan Media Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra, menyatakan bahwa Kenduri Swarnabhumi adalah sarana untuk menyadarkan kembali masyarakat luas tentang perjalanan peradaban Jambi yang maju.

“Beberapa kearifan lokal yang masih digunakan saat ini menunjukkan betapa pentingnya menjaga warisan budaya tersebut. Gelaran Kenduri Swarnabhumi menyatukan berbagai jaringan pelaku budaya dan komunitas lingkungan di Jambi untuk bersama-sama memajukan potensi kebudayaan yang selaras dengan pelestarian lingkungan,” ungkap Mahendra.

Mahendra menambahkan, ketiga festival yang telah dilaksanakan memperlihatkan tradisi budaya khas masyarakat DAS Batanghari yang masih dijaga hingga sekarang sebagai kearifan lokal. Festival Suku Batin IX, yang berlangsung pada 20 hingga 22 Juli di Kabupaten Batanghari, mengingatkan asal-usul keturunan Suku Batin IX, salah satu suku asli di Jambi yang termasuk peradabannya serta menonjolkan kuliner otentik dan peran perempuan dalam kebudayaan mereka.

“Selama festival berlangsung, diadakan juga serangkaian acara seperti lomba masak tradisional brengkes ikan, Ritual Muwon Namo, pertunjukan kesenian yang mengangkat cerita kebudayaan setempat, dan pameran kerajinan tangan. Ritual Muwon Namo merupakan tradisi memanggil hujan sebelum panen, dipentaskan untuk edukasi generasi muda mengenai warisan budaya yang memiliki nilai-nilai luhur,” tutur Mahendra.

Festival Biduk Gedang Selang Beangkut, yang berlangsung pada 27 Juli di Kabupaten Merangin, merupakan gabungan dari perayaan seni, budaya, dan pelestarian lingkungan di sekitar Sungai Tabir. Festival ini menampilkan berbagai kegiatan seni dan budaya, penanaman bibit pohon, serta peluncuran Gerakan Sadar untuk Mengurangi Sampah Plastik (GERATIK) untuk memperkuat komitmen masyarakat setempat menjaga lingkungan sungai dan penebaran ribuan benih ikan ke sungai.

Malam puncak festival digelar di Rumah Tuo Adat, yang didirikan sejak 1330 dan menjadi simbol Kabupaten Merangin serta situs cagar budaya sejak 1996, dengan harapan menyebarluaskan kebanggaan budaya dan sejarah lokal.

Selanjutnya, Festival Keris Siginjai, yang diselenggarakan pada 1 hingga 3 Agustus di Kota Jambi, bertujuan untuk mengangkat seni kerajinan dan budaya Kota Jambi dengan fokus pada keris sebagai senjata tradisional yang sarat nilai sejarah dan simbolik. Selama festival, digelar pergelaran seni bertajuk Keris Siginjai yang menampilkan keindahan dan keunikan keris sebagai warisan budaya.

Selain gelaran budaya, terdapat juga wisata sejarah ke Candi Solok Sipin yang melibatkan anak-anak sekolah untuk belajar langsung tentang sejarah dan budaya setempat. Terselenggara juga lomba desain motif Batik Solok Sipin yang diikuti oleh 58 pelajar SMP dan SMA, dengan tujuan memperkenalkan dan mempromosikan Candi Solok Sipin melalui desain motif batik.

Festival ini juga menghadirkan bazar UMKM, pameran karya desain motif batik, dan fashion show rancangan desainer muda Jambi, yang semuanya diakhiri dengan pergelaran kolosal "Telusur Jejak Leluhur" yang mengisahkan perjalanan sejarah dan budaya Jambi melalui teater, tarian, dan musik tradisional.

Kurator Lokal Jambi, Didin Siroz, mengatakan bahwa Festival Keris Siginjai dalam Kenduri Swarnabhumi 2024 memberikan nilai positif kepada masyarakat karena melibatkan banyak generasi muda dan terkait dengan warisan nilai-nilai budaya dan sejarah.

“Kenduri Swarnabhumi diharapkan terus menjadi momentum penting dalam melestarikan budaya dan lingkungan DAS Batanghari, serta memperkuat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga warisan leluhur,” tutup Didin.

 

Berita Terkait Lainnya

  • Oleh MC KAB INDRAMAYU
  • Sabtu, 23 November 2024 | 20:17 WIB
Tingkatkan Pengembangan Wisata, 45 Ribu Ikan Ditebar di Rawa Bawa Cinta Indramayu
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Sabtu, 16 November 2024 | 23:35 WIB
Pemkab Agam Raih Peringkat Ketiga Terbaik Pelayanan Publik Tingkat Sumbar
  • Oleh MC KAB AGAM
  • Sabtu, 16 November 2024 | 08:27 WIB
Kolaborasi STP Bandung dan Pemkab Agam, Perkuat Pariwisata Berbasis Syariah