- Oleh MC KOTA TIDORE
- Sabtu, 9 November 2024 | 21:47 WIB
: Ilustrasi lokasi gempa bumi di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Foto: esdm.go.id
Oleh Eko Budiono, Jumat, 12 Juli 2024 | 10:37 WIB - Redaktur: Untung S - 353
Jakarta, InfoPublik - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memperkirakan gempa yang mengguncang Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara, Kamis (11/7/2024), dengan magnitudo (M7,0) pada kedalaman 630 km, diakibatkan oleh aktivitas zona penunjaman di selatan Filipina dengan mekanisme sesar naik sudut landai.
Berdasarkan data Badan Geologi, wilayah yang terdampak gempa bumi berada itu berada di Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi menengah hingga tinggi.
"Pagi ini, gempa bumi mengguncang Kota Tahuna (ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara), dengan magnitudo (M 7,0) pada kedalaman 632 km. Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), lokasi pusat gempa bumi terletak di laut pada koordinat 123,28 BT dan 6,14 LU, berjarak sekitar 370 km barat laut," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid, seperti dilansir laman Kementerian ESDM, Kamis (11/7/2024).
Wafid mengatakan, lokasi pusat gempa bumi terletak dekat dengan Kabupaten Kepulauan Sangihe.
Daerah itu pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai dan pada bagian tengahnya merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal.
"Menurut data Badan Geologi daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi pantai, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan. Batuannya tersusun oleh endapan Kuarter yang terdiri - dari endapan pantai dan batuan rombakan gunungapi muda yang sebagian telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi," kata Wafid.
Wafid mengimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan serta informasi dari petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat.
"Oleh karena daerah Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud tergolong rawan gempa bumi dan tsunami, maka harus ditingkatkan upaya mitigasi melalui mitigasi struktural dan mitigasi non struktural serta bangunan di Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud harus dibangun dengan menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan," kata Wafid.