: Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril saat berdialog dengan Kepala Dinas Kabupaten Pangkep di SD Negeri 17 Langnga Langnga, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Selasa (20/2)/Foto: dok. Kemendikbudristek.
Oleh G. Suranto, Rabu, 21 Februari 2024 | 15:52 WIB - Redaktur: Untung S - 520
Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dikdasmen), Iwan Syahril, mengapresiasi sinergi dan kolaborasi pemangku kepentingan pendidikan demi menyukseskan transformasi pendidikan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Sulawesi Selatan.
Iwan mengatakan bahwa pemerintah daerah (Pemda) di Pangkep merupakan pemda yang progresif dalam mendorong satuan pendidikan di wilayahnya menjadi Sekolah Penggerak.
“Kita sengaja mencari daerah yang penuh tantangan. Kemarin saya dari Papua Barat, kemudian ke Maluku, dan sekarang di Pangkep. Pangkep merupakan pemda yang suportif dan progresif menurut saya,” tutur Iwan dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Rabu (21/2/2024).
Saat berdialog dengan Kepala Dinas Kabupaten Pangkep di SD Negeri 17 Langnga Langnga, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Selasa (20/2), Iwan menambahkan bahwa Sekolah Penggerak hakikatnya bukan sekolah unggulan, namun merupakan aset untuk membantu Pemda dalam melakukan transformasi dalam ekosistem pendidikan di daerahnya.
Sekolah Penggerak diberikan serangkaian intervensi dan penguatan, agar dapat melakukan pengimbasan, sebagai upaya untuk mewujudkan ekosistem pendidikan yang lebih berdaya dan menguatkan.
“Nantinya ketika Sekolah Penggerak itu sudah berjalan tiga tahun, mereka akan ditugaskan untuk melakukan pengimbasan atau berbagi kepada sekolah yang paling membutuhkan intervensi di daerah mereka, untuk dapat bertransformasi dalam waktu satu tahun. Karena memang Sekolah Penggerak itu filosofinya bergerak dan dapat menggerakkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Negeri 17 Langnga Langnga, Muksim, mengatakan bahwa alasannya mengikuti Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah untuk mewariskan hal baik sebelum beliau pensiun. Meski lima tahun lagi pensiun, beliau tetap ingin berubah dan mengembangkan diri. “Apa yang saya lakukan dari hasil Sekolah Penggerak ini yang menjadi warisan saya untuk teman-teman guru dan murid. Karena ilmu itu sampai di liang lahat,” tuturnya.
Pada tahun 2022, SD Negeri 17 Langnga Langnga ditetapkan sebagai sekolah pelaksana Program Sekolah Penggerak dan memiliki dua orang Guru Penggerak yang ikut berkolaborasi mendorong transformasi pendidikan yang dilakukan oleh Muksim. Sejak menjadi sekolah sasaran PSP, SD Negeri 17 Langnga Langnga juga membentuk Komunitas Belajar (Kombel) yang memiliki kegiatan rutin seminggu sekali untuk peningkatan kompetensi para guru.
“Setiap hari Sabtu, guru-guru kami menyempatkan waktu untuk bertemu dan saling berdiskusi. Mereka bersemangat untuk belajar karena termotivasi untuk melakukan praktik baik di kelas. Bahkan guru yang sudah mau pensiun juga terdorong untuk meningkatkan kapasitasnya,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Kabupaten Pangkep, Muhammad Yusran Lalogau, mengapresiasi adanya program Kurikulum Merdeka. Ia menyampaikan harapannya untuk dapat menerapkan Kurikulum Merdeka di semua sekolah. Lebih lanjut, Yusran menyampaikan bahwa berbagai terobosan yang dilakukan Kemendikbudristek sudah dapat dirasakan hasilnya. Melalui Guru Penggerak, guru-guru di Kabupaten Pangkep mulai memiliki inovasi-inovasi untuk memberikan pelayanan pendidikan ke anak didik menjadi lebih baik. Ia berharap perubahan ini akan terus berlangsung dan program unggulan yang dilakukan Kemendikbudristek dapat mentransformasi pendidikan khususnya di Kabupaten Pangkep.
"Sudah ada 475 dari 702 atau sekitar 66 persen satuan pendidikan di jenjang PAUD, SD, SMP yang telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Upaya dari kami adalah melakukan berbagai macam pelatihan yang harapannya penerapan Kurikulum Merdeka bisa mencapai 100 persen," ucap Yusran.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pangkep, Sabrun Jamil, turut menyampaikan bahwa Kabupaten Pangkep merupakan daerah yang memiliki tiga kawasan yang terdiri dari dataran rendah, dataran tinggi dan wilayah kepulauan. Sehingga ada beberapa kendala yang dihadapi terutama di daerah kepulauan dalam hal mengurangi angka putus sekolah. Namun, pemda terus berupaya melakukan inovasi salah satunya melalui Kelas Perahu. Di Kelas Perahu, layanan yang diberikan dengan pendekatan belajar mandiri menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dapat diberikan saat siswa sedang melaut.
“Melalui Kelas Perahu, kami berupaya membantu anak nelayan yang melaut karena membantu orang tuanya mencari nafkah tetap bisa mengenyam pendidikan,” tuturnya.
Guru Penggerak yang kini menjadi Kepala Sekolah di SD Negeri 16 Laikang, Ridwan, turut mengisahkan perjuangannya ketika kecil yang pernah putus sekolah hingga memotivasi dirinya menjadi Guru Penggerak. Baginya, sebagai Guru Penggerak ia harus mampu menjadi pemimpin yang mampu memberikan dampak positif bagi sekolahnya.