:
Oleh Wahyu Sudoyo, Kamis, 6 April 2023 | 15:08 WIB - Redaktur: Untung S - 224
Jakarta, InfoPublik – Masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam, diajak mengadopsi gaya hidup ramah lingkungan sepanjang Ramadan 1444 H, untuk memberikan keteladanan dalam menjaga kebersihan melalui program Ramadhan Minim Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Melalui Ramadan Minim Sampah itu, kita ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan keteladanan dengan perubahan kecil terkait sampah.” Kata Direktur Pengurangan Sampah KLHK, Sinta Saptarina, dalam keterangan resmi yang diterima InfoPublik terkait Diskusi Pojok Iklim di Jakarta pada Kamis (6/4/2023).
Sinta mengatakan, Ramadan merupakan momentum bagi umat Islam di seluruh dunia untuk memaksimalkan kebaikan, termasuk dalam bertindak menjaga bumi dan seisinya.
Pada bulan ini umat Islam juga dituntut untuk menahan diri dan menahan nafsu, termasuk dalam mengkonsumsi makanan yang menghasilkan banyak sampah.
“Namun demikian, timbulan sampah di bulan Ramadan justru tercatat naik 20 persen dikarenakan jumlah sisa makanan dan sampah kemasan,” imbuh Direktur Pengurangan Sampah KLHK.
Contohnya di Kota Surabaya yang mencatat peningkatan volume timbulan sampah hingga 200 ton per hari selama Ramadan.
“Saat kondisi normal, sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo Surabaya per hari mencapai sekitar 1.500-1.600 ton. Jumlah sampah tersebut meningkat 100-200 ton per hari di bulan Ramadan,” ungkap Sinta.
Selain itu Sinta mencatat laporan Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan yang mencatat kenaikan timbulan sampah antara lima hingga 10 persen dibandingkan hari biasa, yakni sekitar 970 ton per hari.
Berdasarkan data KLHK, sampah organik berupa sisa makanan mendominasi komposisi sampah di Indonesia, dengan porsi mencapai 41,2 persen, diikuti oleh sampah plastik 18,2 persen.
“Sementara berdasarkan sumber, sampah rumah tangga menyumbang jumlah sampah nasional terbesar mencapai 39.2 persen,” katanya.
Apabila sampah tidak dapat terkelola dengan baik, maka sampah ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan, memiliki potensi pencemaran lingkungan, hingga peningkatan emisi karbon dari sektor sampah.
Oleh karennya Sinta mengajak masyarakat melakukan sejumlah langkah sederhana selama Ramadan, seperti membawa wadah makanan dan tas belanja sendiri saat membeli takjil, mengkonsumsi makanan secukupnya, hingga memilah sampah dari rumah guna mendorong ekonomi sirkular.
“Berbagai langkah sederhana ini dapat memberikan keteladanan bagi masyarakat lainnya untuk bersama-sama merubah perilaku agar lebih ramah lingkungan,” tutup Sinta.
Foto: Biro Humas KLHK