:
Oleh G. Suranto, Sabtu, 2 April 2022 | 20:13 WIB - Redaktur: Taofiq Rauf - 145
Jakarta, InfoPublik - Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) bersama BAKTI Kominfo terus meningkatkan layanan pemanfaatan koneksi internet di daerah tertinggal.
Salah satunya melalui penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memahami terkait kebijakan layanan akses internet serta mampu mengimplementasikan platform digital untuk pendidikan.
Kepala Pusdatin, M. Hasan Chabibie pada acara Bimbingan Teknis Literasi Digital untuk Komunitas Belajar, Jumat (1/4/2022) menyampaikan, dibutuhkan kompetensi SDM pendidikan dalam mengelola dan mendayagunakan teknologi untuk tetap membelajarkan peserta didik.
“Sebanyak 170 guru dari seluruh Indonesia yang merupakan Duta Rumah Belajar (DRB) dan Kapten Belajar.id kami panggil agar mampu mengimplementasikan penggunaan platform digital untuk pendidikan dan mengetahui hasil identifikasi penerapan literasi dan cakap digital dalam proses pendidikan,” terang Hasan, seperti dikutip dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Sabtu (2/4/2022).
Hasan menuturkan, Kemendikbudristek akan terus mendukung program kerja BAKTI Kominfo. Menurutnya, kolaborasi ini dapat mengakselerasi program pemerintah, salah satunya adalah digitalisasi sekolah.
“Para Duta Rumah Belajar ini tentu akan turut menyukseskan program pemerintah,” tuturnya.
Hasan juga mengatakan peran DRB dan Kapten Belajar.id juga menjadi penggerak Komunitas Pembelajar dengan semangat kolaborasi dan diversifikasi good practice berbasis kreativitas dan inovasi.
“Sehingga bagian penting dari kemitraan dengan semangat kolaborasi dan ekstensifikasi pelayanan bagi pendidik di seluruh negeri dapat terealisasi,” ucap M. Hasan.
Dalam mengenal produk Layanan Kemendikbudristek, para narasumber dari Pusdatin mengajak para DRB dan Kapten Belajar.id menjadi garda terdepan melakukan inovasi pembelajaran dalam mewujudkan program kementerian yakni Merdeka Belajar.
“Hal ini sekaligus menjadi penjaga nyala api belajar dunia pendidikan di Indonesia, sehingga harapan menjadi agent of change untuk transformasi pendidikan Indonesia di era Education 4.0 dan Society 5.0 dapat terwujud,” ujar Hasan.
Untuk mewujudkannya, kata Hasan, pemerintah harus terbuka dan selalu adaptif terhadap pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran. Salah satunya memanfaatkan produk layanan Pusdatin dan juga kementerian.
“Seperti PembaTIK (Pembelajaran berbasis TIK), Sapa Rumbel, Platform Merdeka Mengajar, Platform Sumber Daya Sekolah (TanyaBOS, ARKAS, SIPLah), Akun Pembelajaran belajar.id dan KIHAJAR STEM,” ucap Hasan.
Sementara itu, Direktur Layanan TI untuk Masyarakat dan Pemerintah, BAKTI Kominfo, Danny Januar Ismawan, mengatakan pada tahun 2022 BAKTI Kominfo sedang mempersiapkan peluncuran Satelit Republik Indonesia (Satria) yang akan mampu menyediakan koneksi internet pita lebar untuk 150.000 titik.
“Setelah terkoneksi maka diperlukan utilisasi pemanfaatannya untuk pendidikan dalam mendukung e-learning dan e-administrasi,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Utama, Kemendikbudristek Purwanto mengajak seluruh DRB dan Kapten Belajar.id dapat berkolaborasi bersama Pengembang Teknologi Pembelajaran sebagai agen perubahan.
“Kita harus memahami permasalahan belajar, seperti sistem, suprasistem dan sub sistem, filosofi pendidikan, dan sebagainya. DRB dan kapten belajar.id harus menjadi garda terdepan dalam hal literasi digital, minimal kemampuan 4C (critical thinking, creativity, collaboration, dan communication),” ucapnya.
Sementara itu, Koordinator Data Pendidikan, Pusdatin, Kemendikbudristek, L. Manik mengajak pihak sekolah untuk memperbarui informasi di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) dan memastikan data setiap sekolah itu benar. Seperti lokasi, sarana dan prasarana, semua akan dilihat dari data.
“Data yang dimasukan pihak sekolah harus sesuai dengan kondisi kenyataan yang ada di lapangan. Hal ini untuk menghindari kendala untuk administratif dan operasional sekolah,” ujarnya.
Salah satu DRB di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Ferdinand Wadu He menyatakan pentingnya belajar tentang literasi digital.
Literasi digital dibutuhkan dalam tujuan mencapai pemerataan pembangunan. "Menjadikan saya lebih sadar tentang betapa powerfulnya data dalam kehidupan. Menjadi lebih paham tentang program yang ada di Pusdatin yang begitu bermanfaat bagi pendidikan di negeri ini, dan pastinya menjadi lebih semangat untuk berbagi dan giat dalam literasi digital," katanya.
Selanjutnya, guru SMP Negeri 1 Ratahan, Ferry Amos Slat yang merupakan DRB di Provinsi Sulawesi Utara menyatakan menganggap Bimtek literasi digital untuk komunitas belajar ini memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman baru yang menambah kompetensi.
"Saya sebagai guru maupun pemimpin satuan pendidikan dalam pengembangan digitalisasi di sekolah saya serta menambah semangat untuk bisa berkolaborasi dan mengimbaskannya kepada guru-guru di daerah saya,” katanya.
Peserta kegiatan bimtek lainnya, Asrin Lisse yang merupakan DRB dari Sulawesi Utara dan guru di SMP Negeri 1 Manado mengungkapkan bahwa rangkaian kegiatan Bimtek telah menumbuhkan semangat baru untuk tetap menjaga nyala api semangat digitalisasi pendidikan.
Senada dengan itu, Fitria Yunita, guru SMP Negeri 1 Muara Teweh, Kalimantan Tengah menambahkan bahwa kegiatan tersebut membuka wawasan tentang literasi digital, berinteraksi dengan guru hebat senusantara.
Sumber Foto: Kemendikbudristek