Pemerintah Fokus Pada Pengendalian Gejala Stroke

:


Oleh Putri, Rabu, 25 Oktober 2017 | 20:16 WIB - Redaktur: Juli - 433


Jakarta, InfoPublik - Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun berkembang.

Direktur Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan dr. Lily S. Sulistyowati, MM mengatakan stroke dapat mengakibatkan kematian hingga kecacatan yang akan menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke.

"Selain itu juga akan menambah beban biaya kesehatan yang akan ditanggung negara dan keluarga. Menurut data BPJS Kesehatan terjadinya peningkatan pembiayaan sebesar 10,4 persen untuk penyakit stroke selama satu tahun," kata dr. Lily di Jakarta, Rabu (25/10).

Menurutnya pada 2015 stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp1,15 triliun dan meningkat menjadi Rp1,27 triliun pada tahun 2016. Sedangkan secara global, 17 juta manusia menderita stroke dan 65 juta di antaranya meninggal.

Dalam pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular termasuk stroke, pemerintah saat ini fokus pada upaya preventif dan promotif dengan tidak meninggalkan upaya kuratif dan rehabilitatif, di antaranya yang pertama melalui gerakan masyarakat sehat (Germas) sesuai Inpres No1/2017.

dr. Lily mengatakan melalui Germas difokus pada kegiatan deteksi dini, meningkatkan aktivitas fisik, dan memakan buah serta sayuran. Lalu yang kedua, melalui Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga yang sejalan dengan agenda ke-5 Nawacita yaitu dengan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang dimulai dari keluarga.

Peringatan Hari Stroke Sedunia tahun 2017 yang jatuh pada 29 Oktober mendatang mengangkat tema "What is your reason for preventing stroke?". Tema ini diangkat untuk menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli dan waspada terhadap stroke dengan melibatkan semua pihak.

"Kami berharap semoga kita semua dapat menjadi agen perubahan dalam perilaku hidup sehat khususnya dalam pencegahan dan pengendalian faktor risiko stroke sehingga masyarakat Indonesia yang sehat dan berkualitas dapat diwujudkan," kata dr. Lily.