Kemkominfo dan Operator Seluler Uji Coba Sistem Penyampaian Informasi Bencana di Sorong

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 24 Oktober 2017 | 10:29 WIB - Redaktur: Juli - 119


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Operator Seluler (Telkomsel, Indosat dan XL Axiata) melakukan uji coba Sistem Penyampaian Informasi Bencana dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Aimas Convention Center, Kabupaten Sorong, Papua Barat.

Uji coba yang dihadiri oleh Kepala BNPB Willem Rampangilei dan Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Prof. Ahmad M. Ramli, Senin (23/10) bersama tiga operator seluler yaitu Telkomsel berhasil mengirimkan 296.190 SMS Uji Coba, Indosat mengirimkan 8.533 SMS dan XL mengirimkan 604 SMS.

Melalui siaran pers Biro Humas Kemkominfo, diungkapkan pada uji coba ini pesan disebarkan ke pelanggan operator tersebut yang berada di daerah Kota dan Kabupaten Sorong dengan isi pesan yakni “Pesan ini adalah UJI COBA. Kota Sorong rawan bencana, tingkatkan kewaspadaan, kenali ancamannya, kurangi risikonya (BNPB – Kemkominfo - Operator Seluler)”.

Pada kegiatan tersebut dihadiri juga oleh BPBD, Kepala Daerah dan Tokoh Daerah dari seluruh Indonesia, dan sebagian besar dari tamu undangan tersebut telah menerima SMS uji coba ini.

Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kemkominfo Ahmad M. Ramli, menjelaskan uji coba kali ini sebagai tahapan awal integrasi sistem informasi bencana yang dimiliki oleh BNPB ke sistem Penyampaian Informasi Bencana yang dibangun Kominfo.

Diharapkan dengan integrasi ini, Masyarakat dapat menerima Informasi Bencana yang dikeluarkan oleh BNPB terkait potensi gunung meletus, tsunami, evakuasi bencana, dan informasi darurat bencana lainnya.

"Setelah terintegrasi dengan BMKG, BPBD DKI Jakarta dan BNPB, selanjutnya Kementerian Kominfo akan berkerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk informasi terkait kebakaran hutan dan lahan," kata Ramli.

Dirjen PPI berharap program ini akan terus berlanjut dan mendapatkan dukungan baik dari operator telekomunikasi, kementerian/ lembaga lain, dan masyarakat. "Semoga program ini dapat membantu penanganan dini dalam tanggap bencana guna mengurangi kerugian yang dapat ditimbulkan oleh bencana," ujarnya

Ramly mengatakan Indonesia dapat disebut juga sebagai “Negeri di atas Bencana” karena secara geografis merupakan wilayah yang sangat rawan bencana. Dampak dari bencana alam dapat mengancam keselamatan jiwa manusia dan menimbulkan kerugian harta benda.

Sesuai program nawacita negara hadir memberikan rasa aman kepada warga negara dan amanat Undang-Undang Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi telah diterbitkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika (PM Kominfo) Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyampaian Informasi Kebencanaan Melalui Penyelenggara Jaringan Bergerak Seluler.

Kementerian Kominfo (Kemkominfo) sejak tahun 2015 telah membangun Sistem Penyampaian Informasi Bencana sebagai Pusat Penyampaian Informasi Kebencanaan melalui penyebarluasan Short Message Service (SMS Blast) yang bekerjasama dengan operator telekomunikasi serta instansi penyedia informasi kebencanaan.

Sampai saat ini, Kemkominfo telah melakukan kesepakatan kerja sama dengan instansi penyedia informasi kebencanaan, yaitu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait penyebaran informasi gempa bumi diatas 5 SR dan atau berpotensi tsunami kepada masyarakat terdampak. Selain itu, Kemkominfo juga telah melakukan kesepakatan kerja sama dengan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi DKI Jakarta terkait penyebaran informasi bencana banjir terhadap masyarakat di wilayah Ibukota Jakarta.  

Sebelum dilakukan uji coba Sistem penyampaian Informasi Bencana itu, dilaksanakan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) dan PKS antar Lembaga/Kementerian, termasuk antara Kementerian Kominfo dengan BNPB tentang Penyebaran Informasi Kebencanaan Melalui Media Short Message Service (SMS) di Wilayah Rawan Bencana.