Presiden Minta Perguruan Tinggi Antisipasi Perubahan Global

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 17 Oktober 2017 | 23:35 WIB - Redaktur: Juli - 115


Jakarta, InfoPublik - Perguruan Tinggi diminta untuk mengantisipasi terjadinya perubahan global yang ada di depan. Perubahan-perubahan tersebut meliputi alat transportasi, alat pembayaran, maupun perilaku dalam kehidupan sosial yang kini sudah berbasis digital.

Demikian disampaikan Presiden RI Joko Widodo di acara Dies Natalis Universitas Diponegoro (Undip) ke-60 di Stadion Undip, Semarang (17/10). Karenanya, menurut Presiden Jokowi, pembangunan Sumber Daya Manusia menjadi kunci untuk menghadapi perubahan-perubahan yang ada.

"Saya sudah sampaikan kepada Menteri-menteri agar menyiapkan sekolah vokasi dan kejuruan kita. Politeknik, ilmu-ilmu terapan itu nantinya akan jadi kunci," kata Presiden dalam keterangan resmi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti).

Di dunia pendidikan tinggi termasuk Undip, rektor dan civitas akademika diminta berani berubah menyongsong transisi perubahan. Fakultas dan program studi harus mengikuti perubahan zaman.

"Fakultas ekonomi biasanya jurusannya manajemen, ekonomi pembangunan, akuntansi. Itu selalu ada. Kenapa tidak menyiapkan fakultas digital ekonomi?. Untuk manajemen misalnya manajemen logistik, operation manajemen, manajemen ritel, manajemen strategic, manajemen proyek," imbuh Presiden.

Kepala Negara juga mengimbau perguruan tinggi untuk memotori inovasi, salah satunya dengan cara membuka fakultas atau program studi yang menjawab kebutuhan spesifik saat ini dan sesuai dengan inovasi-inovasi destruktif.

Di samping itu pula metode pembelajaran harus diubah dan disesuaikan dengan karakter generasi Y atau generasi muda sekarang ini. Di antaranya dengan mendorong inovasi, memfasilitasi mahasiswa untuk menjadi pembelajar yang aktif baik di dalam maupun di luar kelas, memfasilitasi mahasiswa untuk memiliki karakter dan etos kerja yang tinggi, memiliki kepemimpinan yang baik, memiliki jiwa anti korupsi, toleransi, inovatif dan kreatif.

Oleh karena itu, lanjut Presiden, diperlukan infrastruktur untuk pendukung-pendukung seperti yang sudah dilakukan oleh negara lain. Universitas bisa membangun semacam Creative Hub atau Coworking Space bagi mahasiswa yang memiliki jiwa entrepreuner. "Perubahan-perubahan seperti ini jika kita tidak cepat bisa tertinggal oleh negara lain," pungkasnya.