Perpusnas Berikan Lembata Anugerah Pustaka Nusantara 2017

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 17 Oktober 2017 | 14:15 WIB - Redaktur: Juli - 705


Jakarta, InfoPublik – Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) menyerahkan penghargaan AnuÄ£erah Pustaka 2017 kepada Pemerintah Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) atas komitmen melestarikan seni budaya Tatong dan Tenun Ikat Iliape.

Penghargaan tersebut secara langsung diberikan oleh Kepala Perpusnas Muh. Syarif Bando kepada Bupati Lembata, Tokoh adat serta tokoh agama Kabupaten Lembata.

“Rasa terima kasih kepada Bapak Bupati, seluruh jajaran, tokoh agama, adat dari Lembata. Perpustakaan Nasional bangga bisa menjadi tuan rumah dalam suatu apresiasi budaya kaitannya dengan pemberian penghargaan kepada masyarakat dan pemerintah daerah yang konsisten didalam melestarikan kebudayaan-kebudayaan lokal yang kita anggap sebagai kearifan lokal atau local wisdom yang menjadi bagian terkecil daripada budaya nasional kita yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara terkaya kebudayaan di dunia,” kata Syarif dalam sambutannya pada acara penyerahan Anugrah Pustaka Nusantara 2017 di Jakarta, Selasa (17/10).

Ia menegaskan, dalam tugasnya Perpusnas terus berupaya secara kesinambungan dan konsisten membangun serta menjaga peradaban.

“Kalau dulu kita hanya mengenal perputakaan jadi tempat deretan buku-buku berdebu, usang, tua dan tidak menarik. Kini disamping penjaga peradaban, pelestari peradaban, kita ingin melakukan suatu inovasi baru sebagai pencipta peradaban. Apa yang dilakukan hari ini sebagai upaya sistematik untuk membangun peradaban, dan Kita memastikan kegiatan ini penting agar generasi kita tidak tercabut dari akar budayanya atau loss generation,” tegasnya.

Syarif mengungkapkan, anugerah pustaka nusantara 2017 menandai terwujudnya beragam koleksi budaya nusantara yang berasal dari berbagai wilayah di Indonesia.

“Ini menandai formula sebagai upaya mewujudkan segera koleksi nusantara yang berasal dari semua daerah di Indonesia. Kita berharap Kegiatan Ini merupakan awal bersinergi didalam membangun peradaban baru untuk memberikan nuansa baru terhadap bangsa yang besar ini,” ujarnya.

Menurutnya, tidak mudah melestarikan budaya atau tradisi lokal ditengah gencarnya arus informasi dari berbagai media sosial yang mampu mempengaruhi persepsi di masyarakat. 

“Tentu sangat susah bagi tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh budaya untuk bisa mempertahankan budaya lama terhadap generasi milenial yang sangat dipengaruhi oleh suatu komunikasi media sosial yang bertaraf internasional. Tapi ini suatu keharusan dan kewajiban untuk dipertahankan karena menyangkut eksistensi, harga diri dan jati diri bangsa kita. Jangan karena media sosial generasi kita hancur dan berubah menjadi generasi yang tidak jelas peradabannya,” tegasnya seraya menambahkan, hal tersebut menjadi tugas bersama.

Sementara itu, Bupati Lembata Eliaser Yentji Sunur mengatakan, kebudayaan merupakan cerminan peradaban manusia. Oleh karena itu, ia mengucapkan terima kasih kepada Perpusnas yang bukan hanya mengurus soal buku tetapi mempunyai komitmen bersama untuk menjaga dan melestarikan budaya sebagai peradaban kita semua.

“Tidak bergerak pada buku saja tetapi semakin meluas mempunyai komitmen yang sama dengan daerah untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya bagian dari peradaban kita semua, bagaimana dengan derajat peradaban yang tinggi Ke-Indonesiaan kita, kita tingkatkan. Dalam semangat ke-Indonesiaan perpustakaan merupakan ujung tombak dan itu ada di daerah yang menjadi fron liner adalah masyarakat,” katanya.

Pihaknya juga mengapresiasi Perpusnas karena telah memberikan penghargaan kepada para tokoh adat, tokoh budaya dan tokoh agama di Kabupaten Lembata yang hingga saat ini mampu melestarikan serta menjaga keaslian daripada budaya yang ada di Lembata.

“Pemkab Lembata mengapresiasi yang luar biasa kepada perpusnas dimana dengan caranya sudah memberikan anugerah pustaka nusantara 2017 serta penghargaan terhadap tokoh adat di Kabupaten Lembata yang dengan keunikannya tetap eksis menjaga orisinal melestarikan alat tradisional Tatong serta kerajinan kain tenun ikat,” pungkas Eliaser