Pentingnya Menanamkan Kebiasaan CTPS Dimulai Dari Sekolah

:


Oleh Putri, Sabtu, 14 Oktober 2017 | 07:13 WIB - Redaktur: Juli - 47K


Jakarta, InfoPublik - Kebiasaan mencuci tangan pakai sabun (CTPS) merupakan cara sederhana yang dapat menghilangkan 80 persen kuman yang menempel di tangan sehingga mampu mencegah berbagai macam penyakit.

Terkait itu Kementerian Kesehatan mengungkapkan pentingnya menanamkan kebiasaan CTPS dengan air yang mengalir pada kelompok usia sekolah agar mereka benar-benar melakukan hal tersebut sehingga nantinya terbiasa, dan menjadi gerakan berperilaku bersih dan sehat di masyarakat.

"Di sekolah, anak-anak diajarkan oleh guru bagaimana cuci tangan yang baik dan benar. Selain itu juga diajarkan kapan waktu harus mencuci tangan pakai sabun," kata Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan Eni Gustina saat temu media, di Jakarta, Jumat (13/10) memperingati Hari Cuci Tangan Pakai Sabun Sedunia pada 15 Oktober mendatang.

Menurut Eni, kenapa CTPS masuk ke anak-anak sekolah? Karena anak-anak sebagai pintu masuk ke rumah tangga. Dengan mengajarkan kebiasaan CTPS di sekolah, para murid nantinya bisa langsung mempraktikannya di rumah dan bisa mengajak orang tua untuk melakukan CTPS .

"Cuci tangan pakai sabun harus dilakukan sehabis melakukan beberapa kegiatan antara lain sebelum dan setelah makan, setelah buang air, dan sebelum memasak atau mengolah makanan," kata dr. Eni menambahkan.

Ia menjelaskan mencuci tangan pakai sabun jika pakai air saja hanya 50 persen kuman yang hilang. Namun jika menggunakan sabun, bisa menghilangkan kuman sekitar 80 persen karena sabun mengandung soda.

Orang tua juga diingatkan selalu mengajak anak-anaknya untuk cuci tangan, hal itu mencegah dari berbagai penyakit yang disebabkan kuman. Misalkan untuk balita harus sering-sering cuci tangan. Balita yang tidak cuci tangan bisa terkena diare apabila sering memasukan sesuatu ke dalam mulutnya dalam keadaan tangan yang kotor.

Data tahun 2015 menyebutkan sekitar 520 ribu balita Indonesia meninggal dalam satu tahun, penyebab paling banyak 25 persennya karena diare atau sekitar 130.000 balita. Sedangkan 15 persen atau 78.000 balita Indonesia meninggal disebabkan oleh pneumonia atau infeksi paru-paru.

Untuk itu dalam memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia setiap tanggal 15 Oktober, dr. Eni mengingatkan agar masyarakat rajin cuci tangan menggunakan sabun dengan air yang mengalir.