Menaker Kenalkan Hubungan Industrial Pekerja dan Pengusaha kepada Siswa SMK

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 4 Oktober 2017 | 19:46 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Bekasi, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dakhiri memberikan sosialisasi pemahaman hubungan industrial bagi dunia pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Merah Putih, Pondok Kecapi, Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (4/10).

Diharapkan melalui kegiatan ini calon angkatan kerja dapat memahami bagaimana hubungan industrial kedepannya antara perusahaan dan pekerja. Sehingga ketika sudah memasuki dunia kerja para calon angkatan kerja sudah dapat memahami hak dan kewajibannya sebagai pekerja. 

"Karenanya, pengenalan hubungan industrial sejak dini kepada calon angkatan kerja sangat penting, sebagai upaya mewujudkan hubungan kerja yang harmonis antara pengusaha dengan pekerja/buruh di tempat kerja," ungkap Hanif.

Hadir mendampingi Menaker di antaranya Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial (PHI) Jaminan Sosial (Jamsos) Kemnaker Haiyani Rumondang, Direktur Kelembagaan dan Kerja sama Hubungan Industri (KKHI) Kemnaker Aswansyah, Ketua Yayasan Pendidikan Al Falah Ustad Syamsuri dan dihadiri sekitar 1000 siswa yang berasal dari 10 SMK di wilayah Bekasi.

Hanif mengatakan, para calon angkatan kerja harus mempersiapkan diri dalam menghadapi lapangan kerja dan memiliki pemahaman tentang hubungan industrial, agar mampu bersaing dalam pasar kerja.

"Indonesia saat ini telah memasuki perdagangan bebas di dalam kawasan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan menuju bonus demografi dengan bertambahnya angkatan kerja, sehingga persaingan dalam kesempatan kerjanya akan bersaing kompetitif," kata Hanif.

Mengingat situasi yang sudah kompetitif itu, Hanif mengingatkan agar daya saing anak-anak muda ini semakin meningkat dari waktu ke waktu.

"Saya berpesan, pribadi kalian harus miliki daya saing. Sekarang tidak ada segala sesuai yang bisa dicapai dengan mudah. Semuanya serba bersaing, makanya harus punya daya saing," pesan Hanif.

Ia menjelaskan, pribadi generasi muda harus miliki daya saing yang unggul. Artinya harus bisa menjadi pribadi di atas standar. Karena kalau berada di atas standar, pasti akan memenangkan persaingan. Tapi kalau standar-standar saja, itu bisa menang dan bisa kalah. Kalau di bawah standar, pasti kalah.

Meski demikian, Hanif pun mengingatkan peserta didik SMK tidak perlu takut dengan perkembangan teknologi informasi. Sebaliknya menhadapi perkembangan teknologi informasi, harus persiapkan diri agar daya saing semakin baik.

"Pemerintah ingin terus memastikan agar relevansi pendidikan dan pelatihan kita terhadap dunia kerja semakin baik sehingga lulusannya sesuai dengan kebutuhan industri dan dunia usaha" ujarnya.

Secara umum ada kompetensi dasar yang harus dimiliki angkatan kerja yakni softskill dan hardskill. "Jangan anggap enteng softskill karena terkait pembentukan karakter, disiplin, etos kerja dan nasionalisme kerja kita sebagai bangsa. Sedangkan hardskills adalah penguasaa profesi apa yang akan bisa ditekuni," katanya.

"Pemerintah juga terus mendorong upaya peningkatan kompetensi (knowledge, skill & attitude) kepada penganggur dan setengah penganggur melalui pelatihan vokasi pada Balai Latihan Kerja (BLK) di berbagai daerah," pungkas Hanif.