:
Jakarta, InfoPublik - Gejala awal timbulnya penyakit kaki gajah (filariasis) berupa demam berulang yang tidak terlalu tinggi namun sifatnya kronis, pada saat demam akan disertai timbulnya benjolan pembengkakan kelenjar getah bening pada lipatan paha atau ketiak yang terasa nyeri tanpa ada luka.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan. dr M. Subuh mengatakan bila ada gejala-gejala seperti itu untuk segera memeriksakan diri, karena manusia sehat tidak demam, dan suhu tubuhnya normal.
"Namun apabila seorang tersebut terserang demam yang berulang, ini menandakan adanya gejala penyakit. Jadi intinya, harus deteksi penyakit sedini mungkin. Pertama yang harus dilakukan adalah partisipasi masyarakat itu sendiri, bukan karena dikejar-kejar petugas harus memeriksa," kata dr. Subuh Senin (2/10).
dr. Subuh melanjutkan pemeriksaan penting dan sekaranga pun mudab karena sudah ada sarana dan prasarana seperti puskesmas hingga jika perlu adanya rujukan ke rumah sakit, dan sebagainya.
"Hanya dengan deteksi dini yang bisa menyelamatkan dan mengendalikan penyakit ini agar tidak jatuh ke arah yang lebih parah. Apalagi filariasis menimbulkan kecacatan tetap. Jika seperti itu sudah tidak bisa berbuat apapun, kualitas SDM pun akan menurun," ungkapnya.
Maka pada 7 Oktober 2017 nanti akan dimulai program pemberian obat pencegahan massal (POPM). dr. Subuh mengatakan ini hanya obat cacing dengan efek samping yang sangat ringan, salah satunya mual, yang menunjukkan reaksi dari obat.
Sementara itu Pakar Filariasis dr. Agnes Kurniawan mengatakan pencegahan utama kaki gajah adalah dengan menghindari gigitan nyamuk. Karena semua nyamuk sebagai penyebar dan yang menularkan infeksi ini. Beberapa tempat nyamuk berkembang biak antara lain sawah, got/saluran air, rawa-rawa, dan tanaman air.
"Cara mendeteksi penyakit kaki gajah, dengan mengikuti program pemberian obat pencegahan massal (POPM). Selain itu menghindari genangan air pada musim kemarau ataupun hujan, karena itu menjadikan tempat penyebaran kaki gajah," kata dr. Agnes.