Perhatikan Asupan Makanan, Cegah Hipokalemi

:


Oleh Admin, Senin, 17 Juli 2017 | 14:01 WIB - Redaktur: Juli - 2K


Jakarta, InfoPublik - Istilah Hipokalemia saat ini muncul lagi di tengah masyarakat, hal ini berhubungan dengan terhentinya siaran langsung salah satu TV swasta  karena nara sumber tidak bisa melanjutkan wawancara dengan baik karena mengalaminya. 

Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia, yang juga Ketua PAPDI Jakarta, dr Ari Fahrial Syam mengatakan kejadian itu memicu keingintahuan masyarakat seperti apa sebenarnya hipokalemi. 

Ia menjelaskan, Hipokalemia adalah penurunan kadar kalium darah dibawah normal. Sebagian besar laboratorium menggunakan angka 3,5-5,5 mEq/L. Kalium merupakan elektrolit  dan dibutuhkan untuk proses metabolisme didalam tubuh, hipokalemia memungkinkan jantung bekerja secara normal.

"Penurunan kalium yang terlalu rendah dapat berakibat fatal bagi yang menderitanya, pasien akan mengalami gangguan irama jantung  dan bahkan akan menyebabkan terjadinya kematian. Hal ini juga dapat terjadi pada pasien yang mengalami diare, sampai terjadi dehidrasi berat dapat mengalami kekurangan kalium," kata dr Ari dalam keterangannya di Jakarta, Senin (17/7).

Lebih lanjut dikatakan, secara umum ada 2 hal yang menyebabkan kenapa kalium menjadi rendah yaitu, karena asupan yang kurang atau pengeluaran yang berlebihan. Pengeluaran yang berlebihan bisa terjadi melalui muntah, diare atau dari saluran kencing bahkan melalui keringat yang berlebihan. "Asupan yang rendah bisa terjadi karena dalam keadaan sakit sehingga nafsu makan menjadi turun atau karena memang  mengurangi makan atau karena kesibukan sehingga tidak sempat makan," ungkapnya.

Pasien-pasien yang dirawat di RS umumnya mengalami hipokalemia karena asupan yang kurang selama mengalami sakit. Pasien bisa  saja mengalami hipokalemia karena adanya kerusakan pada ginjal sehingga terjadi pengeluaran kalium yang berlebihan. Obat-obatan  yang bekerja membuat buang air kecil menjadi berlebihan misal diuretik juga bisa menyebabkan kadar kalium menurun, kadar kalium keluar bersamaan dengan urin kita. 

Oleh karena itu pada pasien yang mendapat diuretik atau peluruh air seni misal seperti furosemid harus juga  mengkombinasi dengan suplemen kalium atau memberikan obat peluruh air seni yang tidak mengganggu pengeluaran kalium melalui air seni. Begitu pula penggunaan pencahar juga bisa menyebabkan terjadi penurunan kalium.

Hal ini juga menggejala di tengah masyarakat kita karena kesibukan atau karena ingin mengontrol berat badan sehingga kurang memperhatikan asupan makanan dan tentunya asupan kalium juga menjadi kurang. Beberapa obat herbal yang bisa membuat berat badan turun salah satunya mempunyai efek buang air kecil menjadi meningkat hal ini juga tentu dapat menyebabkan terjadinya gangguan elekterolit.

dr Ari juga menjelaskan, gejala jika seseorang mengalami Hipoklemia. Pa​da kondisi yang baru terjadi, penurunan kadar kalium  biasanya seseorang tidak merasakan apa-apa, namun jika berlanjut biasanya ketika kadar kalium kurang dari 3 mEq/L, seseorang akan merasakan   lemas dan jika terus berlanjut, dan akan mengalami kelemahan otot serta kram otot atau baal. Pasien dengan hipokalemia juga bisa mengalami mual dan muntah yang memperburuk kondisi kekurangan kalium yang terjadi.

Menurut dr Ari, Hipokalemia tentu bisa dicegah. Dengan mengidentifikasi penyebab terjadinya kalium yang rendah tersebut upaya pencegahan dapat dilakukan.  Pada kondisi hipokalemia yang terjadi, selain suplemen kalium maka penyebab dari penurunan kalium tersebut juga harus diatasi. Misal karena diare atau  muntah maka diare dan muntah harus dihentikan.

Sementara itu, untuk kondisi hipokalemia yang terjadi karena asupan yang kurang, selain suplementasi kalium maka harus juga diperhatikan makanan yang mengandung kalium  antara lain pisang, kismis, kurma, jeruk, ikan, pepaya, melon, tomat segar, kentang, dan jus buah.

"Mengingat kondisi hipokalemia ini bisa terjadi sewaktu-waktu dan bisa mengganggu aktivitas maka perhatikan makan kita dan selalu mengonsumsi makanan yang memang mengandung kalium yang tinggi terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat kekurangan kalium. Sebaliknya pada pasien yang sudah mengalami penurunan fungsi ginjal asupan tinggi kalium harus dicegah," pungkasnya.