Jemaah Haji Berisiko Tinggi akan Ditandai Gelang Berwarna Berbeda

:


Oleh Admin, Jumat, 14 Juli 2017 | 12:38 WIB - Redaktur: Juli - 247


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan akan memberikan tiga gelang berwarna berbeda bagi jemaah haji berisiko tinggi terutama yang telah berusia di atas 60 tahun.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka menjelaskan, gelang ini akan dibagikan di embarkasi pada pertengahan Juli 2017. Gelang terdiri dari warna merah, kuning dan hijau, yang digunakan untuk menandai kapan waktu untuk melakukan kontrol ke Tim tenaga Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) atau dokter kloter.

"Gelang warna merah akan diberikan untuk jemaah haji yang berumur di atas 60 tahun dengan penyakit, gelang warna kuning untuk jemaah berumur di bawah 60 tahun dengan penyakit, dan gelang warna hijau untuk jemaah yang berumur di atas 60 tahun yang tidak memiliki penyakit," katanya dalam keterangan Kemenkes di Jakarta, Jumat (14/7).

Eka Jusup menjelaskan, nantinya saat melaksanakan ibadah di Tanah Suci, jemaah haji dengan gelang berwarna merah wajib melakukan kontrol ke tim TKHI atau dokter kloter 2 hari sekali, jemaah haji dengan gelang warna kuning wajib melakukan kontrol 3 hari sekali, sedangkan bagi jemaah yang menggunakan gelang berwarna hijau disarankan untuk melakukan kontrol ke tim TKHI atau dokter 5 hari sekali.

Disebutkan, persentase jemaah haji risiko tinggi (risti) hampir sama setiap tahunnya yaitu sekitar  65 sampai 67 persen dari total jemaah. Adapun yang termasuk kriteria risti adalah jemaah haji dengan usia lanjut, di atas 60 tahun, dengan memiliki penyakit degeneratif dan penyakit metabolik. "Jemaah haji risti ini harus mendapat perhatian khusus karena mempunyai riwayat penyakit," ujar Eka.

Tahun ini jumlah jemaah risti sebanyak 129.999 orang dengan rincian gelang merah sebanyak 55. 777 orang, jemaah dengan gelang warna kuning sebanyak 61.652 orang dan jemaah bergelang warna hijau sebanyak 12.570 orang.

Menurutnya, selain pemberian gelang, di embarkasi jemaah haji juga mendapat pemeriksaan kesehatan tahap ketiga antara lain penetapan jemaah laik terbang atau tidak laik terbang, pelayanan kesehatan di klinik embarkasi, inspeksi sanitasi katering Jemaah haji di Asrama Haji dan inspeksi sanitasi pondokan Asrama Haji.

Lebih lanjut Eka Jusup mengatakan, jemaah haji yang menggunakan satu dari ketiga warna tersebut harus sering diperiksa dokter kloternya masing-masing, baik dalam keadaan sehat maupun dalam kondisi kurang sehat.

"Apabila terlambat mengantisipasi dikhawatirkan makin banyak yang jatuh sakit dan berakibat fatal seperti meninggal, karena itu dengan partisipasi dari tim kesehatan dan semua berkolaborasi, terhadap kasus jemaah risiko tinggi diharapkan segera bisa ditangani," ujarnya.