:
Jakarta, InfoPublik - Indonesia Wide Study of Helicobacter pylori (IWS Hp) baru saja menghasilkan publikasi terbaru di Open Journal Plos One pada Mei 2017 ini.
Ketua Kelompok Study H pylori Indonesia Ari Fahrial Syam menjelaskan, proyek Indonesia Wide Study of Helicobacter pylori (IWS Hp) ini, secara umum ingin melihat keragaman kejadian, faktor risiko dan genetik, infeksi kuman Helicobacter pylori yang diisolasi dari pasien sakit maag atau dispepsia di Indonesia.
"Publikasi terakhir dari penelitian besar ini dipublikasi di Plos One, jurnal internasional, peer review jurnal, berbasis di USA, terindeks di Scopus dan Pubmed. Jurnal ini merupakan open access journal, naskah lengkap dari artikelnya dapat diakses secara gratis di https://doi.org/10.1371/journal.pone.0176203," katanya seperti yang disampaikan dalam keterangan PB PAPDI.
Ari, yang juga Wakil Ketua I PB PAPDI menyampaikan, publikasi hasil penelitian kali ini merupakan publikasi internasional kelima dari proyek Indonesia Wide Study of Helicobacter pylori, Penelitian yang disingkat IWS Hp ini multicenter, dan bekerja sama dengan Prof. Yoshio Yamaoka, PhD dari Fakultas Kedokteran Universitas Oita, Jepang didukung oleh Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI).
Penelitian yang telah dilaksanakan sejak Januari 2014 hingga sekarang di Indonesia melibatkan berbagai peneliti gastroenterologi serta pusat-pusat pelayanan kesehatan di berbagai kota di Indonesia.
Penelitian tentang infeksi Helicobacter pylori di beberapa kota telah cukup banyak dijumpai. Tetapi, prevalensi infeksi H.pylori masih beragam di setiap daerah sehingga diperlukan investigasi lebih lanjut adanya peranan keragaman genotip pada suku-suku di Indonesia yang dilakukan dengan satu metode pemeriksaan.
Adanya penelitian tersebut, diharapkan dapat menjelaskan keragaman genotip H.pylori di Indonesia, serta mempelajari mekanisme molekular onkogenesis melalui data genom dan data klinis. Sebagai informasi keberadaan kuman H pylori di dalam lambung pasien akan menyebabkan pasien tersebut mengalami keluhan sakit maag.
Lebih lanjut disampaikan, jika kuman ini terus berada di dalam lambung akan menyebabkan terjadinya perlukaan sampai tukak pada lambung dan usus dua belas jari pasien. Bahkan keberadaan kuman ini bisa menyebabkan kanker lambung pada pasien tersebut dalam jangka waktu lama.
Badan kesehatan dunia (WHO) sudah menetapkan kuman ini sebagai agen yang bisa menyebabkan terjadinya kanker atau karsinogen.