:
Oleh Astra Desita, Rabu, 29 Maret 2017 | 22:39 WIB - Redaktur: Juli - 970
Jakarta, InfoPublik - Presiden Prancis Francois Hollande melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia, kunjungan ini peristiwa bersejarah karena merupakan yang pertama setelah 30 tahun.
Pertemuan antara Presiden Jokowi dan Presiden Prancis Francois Hollande, yang berlangsung di Istana Negara Jakarta, Rabu (29/3) ini untuk membahas rencana peningkatan kerja sama di berbagai bidang di antaranya terkait bidang kemaritiman, infrastruktur, energi, ekonomi kreatif, serta Iptek dan pendidikan tinggi.
Salah satu naskah kerja sama yang ditandatangani antara kedua pihak adalah di bidang Iptek dan Inovasi, dan menjadi salah satu poin penting, karena merupakan pembaruan dari perjanjian serupa yang ditandatangani pada tahun 1979.
"Peningkatan kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Prancis khususnya di bidang riset, teknologi dan pendidikan tinggi memiliki nilai strategis bagi kedua negara," tutur Sekretaris Jenderal Kemristekdikti Ainum Naim, dalam konferensi pers di Gedung Kemenristekdikti Senayan Jakarta, Rabu, (29/3).
Menurut Ainun, penandatanganan perjanjian ini merupakan momentum kebangkitan kerja sama iptek, inovasi dan pendidikan tinggi antara kedua negara.
Dalam perjanjian tersebut, pemerintah kedua negara sepakat untuk mengimplementasikan beberapa bentuk kerja sama. Di antaranya adalah proyek dan program penelitian dan inovasi ilmiah bersama, program kunjungan dan pertukaran ilmuan, staf ahli, atau pakar dalam bidang tertentu, termasuk pendidikan tinggi dan vokasi, pertukaran mahasiswa, trainee, dosen dan ilmuan muda.
Lalu mengadakan konferensi ilmiah, seminar, workshop, book fair, pameran ilmu pengetahuan dan teknologi dan kegiatan bersama lainnya, juga pengembangan dan penilaian kurikulum dan kualifikasi. Pertukaran informasi program gelar sarjana di kedua negara untuk membantu proses pengakuan akademik bagi sarjana dan diploma.
Kerja sama tersebut juga terkait pertukaran informasi tentang penelitian dan pengembangan inovatif, model inovasi dan berbagi best practices di bidang kepentingan umum seperti kemitraan publik-swasta-akademik serta kerja sama bilateral bentuk lain yang disepakati kedua belah pihak yang tidak bertentangan dengan hukum yang berlaku.
Kerja sama Iptek dan Inovasi antara Indonesia dan Prancis itu sendiri akan digagas pada bidang-bidang keamanan pangan dan agrikultur, kesinambungan dalam sektor tropical agro-food, bidang energi, termasuk energi yang dapat diperbarui dan energi alternatif, bidang kesehatan, bidang transportasi, bidang advanced material, bidang teknologi informasi dan komunikasi, bidang maritim, studi dan perlindungan keanekaragaman hayati darat dan laut, penanggulangan bencana alam, termasuk studi tentang bahaya vulkanik, bidang penerbangan dan teknologi ruang angkasa, serta bidang humaniora dan ilmu sosial.
Sedangkan di sektor Pendidikan Tinggi, kerja sama antara kedua negara akan diintensifkan di bidang pembelajaran dan pengajaran, termasuk pendidikan guru dan pengembangan profesi, e-learning, teknologi pembelajaran inovatif, fasilitas dan model operasional terkait, teknologi pendidikan dan e-governance, dan pengakuan bersama tentang gelar akademik dan diploma, dan pertukaran informasi tentang sistem pendidikan dan kurikulum yang sesuai dengan peraturan berlaku di masing-masing negara.
Perjanjian kerja sama tersebut ditandatangani oleh Menristekdikti M. Nasir bersama dengan Christophe Sirugue, Menteri Muda Bidang Industri, Digitalisasi dan Inovasi Prancis.