:
Oleh G. Suranto, Jumat, 16 Desember 2016 | 00:18 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 929
Jakarta, InfoPublik - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Barata Indonesia (Persero) menandatangani perjanjian kerjasama dan kontrak untuk pembuatan mesin produksi pasta berbasis bahan baku lokal.
“Jadi kerja sama ini adalah dalam rangka produksi massal mesin hasil desain BPPT oleh PT Barata Indonesia (Persero),” kata Kepala BPPT, Unggul Priyanto pada acara penandatangan perjanjian kerja sama antara BPPT dengan Barata Indonesia di BPPT, Kamis (15/12).
Disebutkan, pembangunan ketahanan pangan di Indonesia telah ditegaskan dalam UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan. Sebagai bagian dari usaha terpenuhinya kondisi pangan bagi masyarakat Indonesia, ada beberapa permasalahan yang dihadapi antara lain kebutuhan pangan pokok (beras) yang tinggi, pengurangan luas lahan pertanian produktif akibat konversi penggunaannya untuk keperluan non pertanian.
Termasuk juga, pola konsumsi yang kaku, sehingga upaya diversifikasi pangan sering terhambat. Kemudian kecilnya margin usaha tani yang berakibat pada rendahnya motivasi petani untuk berproduksi.
Disamping itu, pada tahun 2030 diperkirakan jumlah penduduk Indonesia mencapai 300 juta jiwa, sehingga berpotensi menimbulkan kerawanan ketahanan pangan utamanya terhadap kuantitas maupun kualitas bahan pangan.
Oleh karena itu, ada enam strategi pemerintah supaya dapat menciptakan ketahanan pangan nasional yaitu intensifikasi lahan pertanian di Pulau Jawa, ekstensifikasi lahan pertanian di luar Pulau Jawa, diversifikasi bahan pangan pokok, inovasi teknologi pengolahan pangan dari hulu sampai hilir, rekayasa sosial, dan penerapan kebijakan perdagangan yang memihak kepada petani.
Disebutkan, BPPT sebagai lembaga pemerintah non kementerian dapat melaksanakan tiga dari enam strategi tersebut, yaitu melakukan intensifikasi lahan pertanian melalui penerapan teknologi budidaya yang unggul, melakukan pengkajian dan penerapan teknologi diversifikasi bahan pangan pokok, dan penerapan inovasi teknologi pengolahan pangan dari hulu sampai hilir.
“Melalui program diversifikasi pangan karbohidrat, sejak tahun 2010 BPPT telah menngembangkan mesin untuk memproduksi pasta seperti mie, makaroni, beras buatan berbahan baku tepung lokal seperti sagu, jagung, singkong, ubi jalar, dan sebagainya,” paparnya.
Ia menambahkan, sampai saat ini teknologi BPPT tersebut telah digunakan di 28 industri kecil dan menengah yang tersebar di 12 provinsi dan 22 kabupaten di seluruh Indonesia.
Sementara itu, Direktur Utama Barata Indonesia Silmy Karim menyampaikan, kedepan diperlukan kerjasama seperti ini untuk mendukung kedaulatan pangan.
“PT Barata Indonesia selalu siap, khususnya bekerjasama dengan BPPT untuk sinergi mendukung kedaulatan pangan, karena jumlah penduduk Indonesia sekitar 250 jutaan ini sangat memerlukan suplai pangan yang berkelanjutan,” ujarnya.