:
Oleh G. Suranto, Rabu, 12 Oktober 2016 | 14:17 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 361
Jakarta, InfoPublik – Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) berencana akan mengirim 15 inovator (start up) Indonesia ke Inggris untuk mempelajari pola inovasi dan teknologi di Inggris.
“Kita akan kirim start up tersebut untuk belajar yang berkelanjutan (sustainable), karena Inggris punya banyak pengalaman, dan banyak memiliki start up dari komponen-komponen industri yang akan kita kembangkan,” kata Jumain Appe, Dirjen Penguatan Inovasi, Kemenristekdikti usai penandatanganan perjanjian kerjasama antara Indonesia dan Inggris bidang inovasi dan teknologi di Kantor Kemenristekdikti, Selasa (11/10).
Menurutnya, para inovator tersebut akan diberangkatkan pada November 2016. Tadinya rencana Oktober akan diberangkatkan, tapi baru November, dan ini untuk persiapan-persiapan 2017 yang harus dimulai.
Disebutkan, 15 inovator yang dikirim ke Inggris tersebut dari hasil seleksi yang dilakukan sekitar empat bulan yang lalu. Mereka diseleksi dari 150-an yang mendaftar, kemudian 53 lolos, dan 15 diantaranya yang dikirim ke Inggris.
“Mereka perlu belajar agar lebih sukses, karena di Indonesia banyak start up yang gagal. Oleh karena itu, kita coba kirim ke Inggris, dan kebetulan Inggris menyiapkan salah satu pelatihan industri untuk start up,” ujarnya.
Ia menambahkan, kerjasama ini tidak hanya government to government, tapi juga business to business, karena kalau government to government yang biasanya kerjasama bidang penelitian dan pengembangan, kadang behenti di tengah jalan, maka harus ada industri yang menindaklanjuti.
Oleh karena itu, pengiriman inovator ke Inggris ini berguna untuk mengembangkan riset yang berbasis industri. Artinya, riset tidak hanya berhenti pada pemaparan hasil penelitian saja. Tapi penelitian akan bermanfaat dalam industri dengan inovasinya.