Menaker Beri Kesempatan Nur Annisa Jadi Menteri Sehari

:


Oleh H. A. Azwar, Rabu, 12 Oktober 2016 | 19:55 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 585


Jakarta, InfoPublik - Dalam rangka memperingati Hari Anak Perempuan Internasional yang jatuh pada tanggal 11 Oktober 2016, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) RI bekerjasama dengan Plan Internasional menyelenggarakan agenda “Girls Leadership: Sehari Menjadi Menteri”.

Agenda ini merupakan bagian dari kampanye global dengan tema besar “Because I am A Girl” dan bertalian erat dengan peran Kemnaker dalam upaya menghapus pekerja anak di Indonesia dan kesetaran gender untuk memperoleh pekerjaan yang layak.

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri mengatakan, selama ini Kementerian Ketenagakerjaan telah melakukan penarikan pekerja anak dari bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak.

Sejak tahun 2008-2016 telah ditarik sebanyak 80.555 orang pekerja anak yang dikembalikan ke pendidikan melalui program Pengurangan Pekerja Anak dalam rangka Mendukung Program Keluarga Harapan. Pada tahun 2017 direncanakan akan ditarik 17.000 orang pekerja anak untuk dikembalikan ke pendidikan.

Langkah efektif akan terus diupayakan pemerintah untuk menghapus kerja paksa, perbudakan modern, perdagangan orang dan pelarangan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk untuk anak, kata Hanif, saat menutup agenda “Sehari Jadi Menteri”, yang digelar di Kantor Kemnaker, Jakarta Selatan, Selasa (11/10).

Pada agenda “Sehari Jadi Menteri” ini, Menaker Hanif memberi kesempatan kepada Nur Annisa yang lolos tahap seleksi dan terpilih menjadi “Menteri Sehari” di Kementerian Ketenagakerjaan. Dalam kegiatan yang berbentuk role play tersebut, remaja perempuan berusia 17 tahun dari Kepulauan Riau ini memimpin 10 rekan lainnya dalam rapat yang membahas upaya-upaya penghentian pekerja anak di Indonesia.

Hanif  menjelaskan, Kemnaker sangat mendukung program ‘Because I Am A Girl Movement’ yang mengusung kegiatan ‘Sehari Jadi Menteri’ untuk memberikan kesempatan bagi anak terutama anak perempuan untuk belajar memimpin, mengambil keputusan, dan tumbuh mencapai potensi maksimalnya.

Momentum ini sangat berharga untuk menunjukkan komitmen pemerintah dalam upaya pemberdayaan dan perlindungan anak perempuan. Anak-anak harus mendapatkan hak bermain, mengaktualisasikan diri untuk membentuk karakter dan belajar. Ini menyangkut investasi jangka panjang untuk membangun generasi muda Indonesia, jelas Hanif.

Hanif menambahkan, pemerintah mendorong anak, khususnya anak perempuan untuk menyuarakan pendapatnya di dalam berbagai forum pengambilan keputusan. Partisipasi penuh perlu diberikan kepada anak perempuan untuk berkontribusi pada pencapaian pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

Peringatan Hari Anak Perempuan ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan kesetaraan gender dan hak-hak perempuan. Baik untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat Indonesia maupun masyarakat internasional.

Sebelumnya, Plan Internasional Indonesia telah mengadakan sayembara sekaligus seleksi bagi para remaja putri usia 15-18 tahun dari seluruh Indonesia, untuk menjadi satu yang terpilih sebagai “Menteri Sehari”. Proses seleksi melalui video blog (vlog) berdurasi 30 detik yang diunggah oleh peserta dengan tema “Penghapusan Pekerja Anak”.

Mereka berasal dari berbagai provinsi yaitu, Sumatera Utara, Riau, Bengkulu, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Bali, Kalimantan Timur, NTT dan Propinsi Papua. Mereka dikarantina selama 4 hari di Jakarta, untuk digodok dan dipersiapkan tampil sebagai menteri berikut jajarannya. 11 remaja akan berperan sebagai menteri dan jajaran di Kemnaker.

Dalam acara ‘Sehari Menjadi  Menteri’, sang menteri yang terpilih memimpin rapat, layaknya rapat pimpinan di kementerian, yang membawahi Pejabat Eselon I dan II yang juga dipilih dari para finalis tersebut.

Acara Sehari Menjadi Menteri ini  mengajak semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah dan juga dunia usaha untuk memberikan kesempatan bagi anak perempuan untuk belajar, memimpin, mengambil keputusan, serta mengembangkan potensi maksimalnya, guna meningkatkan kualitas hidup anak perempuan di seluruh dunia.