Kemenag Dukung Gerakan DDI Bina Pendidikan Ponpes dan Dakwah

:


Oleh H. A. Azwar, Kamis, 1 September 2016 | 11:09 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 36K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Agama mendukung dan mengapresiasi kiprah gerakan Darut Dakwah Wal Irsyad (DDI) dalam membina kehidupan keagamaan, khususnya bidang pendidikan pondok pesantren dan dakwah untuk menjadikan bangsa yang lebih baik.

DDI adalah aset bangsa, sudah berkiprah 70 tahun di Indonesia dalam membangun kehidupan pendidikan dan dakwah di Indonesia, khususnya pendidikan pesantren, kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat menerima Pengurus Pusat DDI di kantor Kemenag Jalan Lapangan Banteng Barat Nomor 3-4, Jakarta, Rabu (31/8).

Kunjungan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Umum pengurus pusat Darut Dakwah Wal Irsyad (DDI) KH Andi Syamsul Bahri, Sekjen Hilmy Ali Yafie, dewan penasehat H Aksa Mahmud, dan lainnya. Turut mendapingi Menag, Sesditjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin, Sesmen Khairul Huda Basyir, dan Pgs Kapus Pinmas Syafrizal.

Menurut Lukman, saat ini Kemenag fokus pada pengembangan pondok pesantren, di antaranya melalui penguatan regulasinya, seperti penguatan kepada legalitas, semisal PMA nomor 18 tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren.

Lukman mencontohkan, di Gontor, pesantren yang bukan salafi dan tidak mengikuti kurikulum madrasah, namun bisa disetarakan dengan pendidikan di madrasah. Juga, lanjutnya, alumni pondok pesantren itu ternyata tidak sedikit yang masih berada di Ma'hd Ali. Kenyataannya, pasca pesantren ternyata alumni tidak semua melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi Islam, tapi ada juga yang menetap di pondok (Mahad Ali).

Sementara itu, Ketum PP Darut Dakwah Wal Irsyad (DDI) KH Andi Syamsul Bahri menyampaikan bahwa selama kurang lebih 70 tahun, DDI sudah membina dan membangun pesantren-pesantren dengan tujuan dapat memberi kontribusi untuk membangun karakter bangsa. Sampai saat ini DDI sudah banyak melahirkan orang-orang hebat di Indonesia.

Kedepan, DDI akan menjadi benteng, seperti di NU mengedepankan Islam Wasathiyah (moderat), menggelorakan keberagaman, menghargai perbedaan, dan DDI juga gerakan pendidikan yang sejalan dengan itu, kata Andi.

Menurutnya, hampir di seluruh Indonesia ada DDI, Sumatera, Riau, Sulawesi Selatan, Kalimantan, dan lain-lain. Saat ini DDI memiliki kantor pusat di Jakarta, namun aktivitasnya lebih banyak di Provinsi Sulawesi Selatan.

Selain pengembangan dakwah, DDI sekarang memiliki kurang lebih 500 madrasah, dan akan berencana mengembangkan Mahad Ali di Jakarta, tukas Andi.