:
Oleh Juliyah, Rabu, 24 Agustus 2016 | 13:01 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 644
Jakarta, InfoPublik - Global Health Security Agenda (GHSA) akan meningkatkan kemampuan untuk mengelola kedaruratan kesehatan.
Menurut Wakil WHO untuk Indonesia, Jihane Tawilah, tujuanya tidak hanya menekan jumlah kesakitan dan kecacatan tetapi juga menekan dampak sosial dan ekonomi dari ancaman dan masalah kesehatan.
"Kita semua bertangung jawab untuk berkontribusi terhadap upaya-upaya mencapai tujuan tersebut," katanya dalam pertemuan GHSA Action Package Coordination, Meeting di Jakarta.
Ia mengungkapkan, dengan keterkaitan kuat antar negara anggota forum GHSA serta memperhatikan trend kekerapan dan skala krisis dan masalah kesehatan masyarakat diperlukan prioritas pada keamanan kesehatan.
Menurutnya, penyakit infeksi yang baru ataupun yang kembali muncul (emerging and reemerging infectious desease) telah mengindikasikan bahwa beberapa negara tak memiliki sistem kesehatan dan kapasitas utama IHR yang cukup kuat untuk melakukan upaya tanggap secara efektif saat terjadi ancaman kesehatan yang serius.
"Ancaman kesehatan yang serius pasti akan terus terjadi, yang kita tidak ketahui adalah kapan dan dimana ancaman tersebut akan terjadi, karena itulah kita harus selalu bersiap siaga, kita tidak bisa melakukan kesalahan dan membuang waktu," ujarnya.
WHO menyarankan negara untuk melengkapi peta jalan (roadmap) dengan indikator-indikator yang terdapat dalam Joint External Evaluation (JEE) untuk menghitung pembiayaan rencana aksi. Selain itu, WHO telah meluncurkan Strategic Partnership Portal (SPP) sebagai wadah informasi untuk kolaborasi keamanan kesehatan global. "WHO mengajak negara-negara GHSA untuk ikut serta dalam SPP guna mengembangkan rencana aksi, kemitraan serta pembentukan dan pengelolaan tim pakar Joint external evaluation (JEE)," katanya.
Diharapkan dengan peta jalan tersebut akan merangkum proses, aksi dan langkah kunci yang diperlukan untuk bergerak dari keadaan saat ini ke inisiatif global untuk memperkuat kapasitas keamanan kesehatan.
"Harapan saya ini akan ditindaklanjuti dengan komitmen yang jelas dari para pemangku kepentingan untuk menyediakan dukungan yang sangat diperlukan bagi pelaksanaan peta jalan. Penting pula bagi kita untuk memiliki sistem yang berfungsi baik untuk memantau kemajuan dan mengevaluasi capaian dari peta jalan tersebut," ujarnya.