UKS Berperan Tingkatkan Mutu Generasi Masa Depan

:


Oleh Juliyah, Rabu, 8 Juni 2016 | 17:28 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 661


Jakarta, InfoPublik - Berdasarkan proyeksi penduduk yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa pada tahun 2035, Indonesia akan mendapatkan bonus demografi, yaitu jumlah usia produktif lebih besar dibandingkan dengan usia anak dan lansia.

Usia produktif pada tahun 2035 yang dimaksud merupakan mereka yang saat ini anak usia sekolah dan remaja, sehingga intervensi dalam hal kesehatan kepada mereka saat ini merupakan investasi bagi kita dimasa yang akan datang.

"Untuk mewujudkannya dibutuhkan upaya-upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan secara terus menerus, salah satunya adalah melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)," kata Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, Anung Sugihantono disela-sela acara Pertemuan Evaluasi Akselerasi UKS 2016 di Jakarta, Selasa (7/6) malam.

Usaha Kesehatan Sekolah bertujuan meningkatkan mutu pendidikan dan prestasi belajar peserta didik dengan meningkatkan derajat kesehatan peserta didik sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal menjadi manusia Indonesia seutuhnya.

Menurutnya, bonus demografi tersebut disatu sisi bisa menjadi pendongkrak tingkat kesejahteraan, kesehatan dan pendidikan Indonesia namun disisi lain dapat menjadi pemicu masalah bila tidak diintervensi dengan baik sejak mereka masih menjadi anak usia sekolah dan remaja.

Disebutkan, Angka Partisipasi Murni (APM) menunjukan bahwa sebagian besar dari anak usia sekolah dan remaja berada di sekolah (APM SD/MI 92 persen, SMP/MTs 70 persen, dan SMA/SMK/MA 50 persen) sehingga intervensi kesehatan akan efektif dilakukan melalui UKS. Kegiatan UKS mengacu pada pedoman Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan; pelayanan kesehatan; dan pembinaan lingkungan sekolah sehat.

Program yang sudah terealisasi dibidang pendidikan kesehatan dilakukan melalui kegiatan ekstrakulikuler, bimbingan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) dan, pencegahan penyalahgunaan NAPZA. Pelayanan kesehatan dilakukan dengan pemeriksaan kesehatan (gigi dan mulut, mata telinga dan tenggorokan, kulit dan rambut) yang dilakukan setiap awal tahun untuk mengetahui kondisi kesehatan setiap murid dan pemberian vitamin di sekolah. Sedangkan pembinaan lingkungan sekolah dilakukan dengan kegiatan kantin sehat.

"Diperlukan revitalisasi UKS melalui pembinaan dan pengembangan UKS secara terpadu, terarah, intensif dan berkesinambungan, mulai dari pusat sampai dengan ke daerah. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan pengembangan model akselerasi pembinaan UKS untuk meningkatkan mutu program UKS melalui optimalisasi peran dan fungsi organisasi Tim Pembina UKS dan sekretariat Tim Pembina UKS pada setiap jenjang pemerintahan, peran serta peserta didik, guru, orang tua, komite sekolah serta masyarakat," katanya.

Ia juga mengharapkan komitmen dari dari setiap TP UKS terkait realisasi penyediaan buku rapor kesehatanku, penyelenggaraan makan bersama di sekolah serta pelaksanaan penjaringan kesehatan dan kegiatan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) di sekolah karena pemerintah bertanggungjawab memberikan edukasi informasi terkait kesehatan.

Upaya terobosan untuk mempercepat pencapaian tujuan UKS melalui Akselerasi Pembinaan dan Pelaksanaan UKS telah dikembangkan pada tahun 2012 sampai dengan 2015 di total 34 provinsi.

"Diharapkan, melalui kegiatan yang dilakukan dalam Pertemuan Evaluasi Akselerasi UKS tahun 2016 ini akan mendapatkan hasil evaluasi pelaksanaan akselerasi UKS untuk dapat direplikasikan di daerah," ungkapnya.