IDAI Gelar Edukasi Tumbuh Kembang Anak Serentak di 72 RS

:


Oleh Juliyah, Kamis, 2 Juni 2016 | 18:51 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 682


Jakarta, InfoPublik - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Jaya menyelenggarakan edukasi tentang tahapan tumbuh kembang anak untuk meningkatkan derajat kesehatan anak, yang dilakukan serentak di 72 rumah sakit di seluruh Jakarta.

"Kegiatan ini dilakukan menyambut Hari Anak Nasional 2016 sekaligus Ulang tahun IDAI Jaya ke-62, guna meningkatkan pemahaman orangtua akan pentingnya 1.000 hari pertama kehidupan untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal melalui pemenuhan kebutuhan dasar dan pemantauan tumbuh kembang anak secara berkala," kata Ketua IDAI Jaya, Rini Sekartini di Jakarta, Kamis (2/6).

Menurutnya, masalah kesehatan anak di Indonesia cukup beragam, data nasional melaporkan masih tingginya angka kematian bayi dan balita.

Masalah kesehatan anak juga mencakup tidak terpenuhinya kebutuhan dasar anak yang masih memprihatinkan. Prevalensi stunting atau pendek pada balita mencapai 37,2 persen dan prevalensi balita gemuk 11,9 persen.

Ia menjelaskan, anak dikatakan sehat bila ia jarang sakit, dapat tumbuh dan berkembang sesuai potensinya. Selain itu faktor genetik dan lingkungan memiliki peran penting dalam hal ini.

"Untuk pertumbuhan yang sehat anak memerlukan nutrisi, imunisasi lengkap, tidur dan aktivitas bermain juga kasih sayang dan simulasi sesuai tahapan usia anak," ungkapnya.

Kebutuhan nutrisi itu terutama perlu diperhatikan pada 1000 hari pertama kehidupan agar anak bertumbuh baik, memiliki imunitas, menjadi cerdas dan sejahtera emosinya.

Dikatakan, makanan terbaik bayi adalah air susu ibu, makanan pendamping ASI perlu diberikan paling lambat di usia 6 bulan agar kebutuhan energi yang dibutuhkan bayi dapat tercukupi.

Hal ini lanjutnya, perlu terus disuarakan karena prevalensi gizi buruk di Indonesia masih tinggi yaitu mencapai 5,7 persen dan gizi kurang 13,9 persen. Sementara berdasarkan riset kesehatan dasar 2013 tentang pemantauan pertumbuhan anak diketahui frekuensi penimbangan anak umur 6-59 bulan selama 6 bulan terakhir sangat rendah, diantaranya 34,3 persen tidak pernah melakukan pemantauan tumbuh kembang dan sekitar 44,6 persen melakukan pemantauan hanya lebih dari 4 kali.

Selain nutrisi, faktor hormonal berpengaruh terhadap pertumbuhan anak, agar dapat mencapai tinggi badan yang optimal, beberapa hormon berperan penting yaitu hormon tiroid, hormon pertumbuhan, tulang dan hormon pubertas. Hormon tiroid jika tidak tercukupi saat bayi akan mengganggu perkembangan otak dan pertumbuhan fisik.

"Untuk menilai pertumbuhan anak berjalan baik, anak perlu dipantau dengan cara mengukur dan memastikan berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala lalu memasukkan data tersebut ke dalam kurva standar secara berkala setiap bulannya pada usia kurang dari 1 tahun. Dengan bertambahnya usia pemantauan dapat dilakukan setiap 3-6 bulan sekali," ujarnya.

Selain itu, faktor yang juga penting adalah stimulus sejak janin dalam kandungan, ini dibutuhkan untuk mencapai kecerdasan anak yang maksimal. Ibu dapat melakukan stimulasi dengan suara, perabaan atau gerakan. Setelah itu berikan simulasi sesuai tahapan usia meliputi empat ranah perkembangan yaitu motor kasar, motor halus, bahas -komunikasi, sosial, emosi dan kemandirian.

"Jadi untuk dapat menjadi anak yang sehat, tinggi dan cerdas penuhi kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembangnya, serta pantau tumbuh kembangnya secara berkala," imbaunya.