:
Oleh Juliyah, Kamis, 2 Juni 2016 | 13:56 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 451
Jakarta, InfoPublik - Menteri Kesehatan Nila F Moeloek mengatakan pelayanan darah yang aman dan berkualitas merupakan bagian yang tidak terpisahkan untuk menurunkan angka kematian ibu.
Berdasarkan data rutin Direktorat Kesehatan Ibu tahun 2015, saat ini 30 persen penyebab kematian ibu di Indonesia karena perdarahan, sehingga untuk mencegah kematian ibu masyarakat memerlukan akses terhadap pelayanan darah dalam jumlah yang cukup.
"Lebih mudah jika semakin banyak donor darah sukarela yang secara rutin mendonorkan darahnya ke unit tranfusi darah (UTD), sehingga UTD dapat memenuhi permintaan darah dari fasilitas pelayanan kesehatan,” kata Menkes saat membuka kegiatan dalam Rangkaian Peringatan Hari Donor Darah Sedunia di Jakarta, Kamis (2/6).
Menurutnya, untuk meningkatkan akses pelayanan darah yang berkualitas dilakukan program kerja sama antara puskesmas, UTD dan RS. Tujuan program ini untuk menjamin tersedianya darah yang cukup bagi ibu hamil, bersalin dan nifas juga meningkatkan peran serta masyarakat untuk menjadi pendonor sukarela.
Target jumlah puskesmas yang telah bekerjasama melalui Dinas Kesehatan dengan UTD dan RS sampai 2019 berjumlah 5600 puskesmas, dan target hingga 2016 adalah 1600 puskesmas yang akan bekerjasama.
"Saat ini sebanyak 1029 puskesmas melalui 36 Dinas Kesehatan kabupaten/kota telah menandatangani nota kesepahaman dengan UTD dan RS," ungkapnya.
Setiap tanggal 14 Juni oleh negara-negara di seluruh dunia memperingati Hari Donor Darah Sedunia, tanggal tersebut dipilih sebagai Hari Donor Darah Sedunia karena merupakan hari kelahiran dari Karl Landsteiner, pemenang hadiah Nobel yang menemukan sistem golongan darah A-B dan O.