:
Oleh Juliyah, Minggu, 15 Mei 2016 | 09:37 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 627
Jakarta, InfoPublik - Kementerian Kesehatan menjelaskan ada empat perbedaan utama konsep lama empat sehat lima sempurna, dengan konsep terkini yang dinamakan pedoman gizi seimbang.
Konsep empat sehat lima sempurna yang dipopulerkan bapak gizi Indonesia, Poerwo Soedarmo sekitar tahun 1952 berkembang dan kini disempurnakan menjadi Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
Dijelaskan, empat perbedaan tersebut yaitu dari sisi penekanan pesan, seperti diketahui konsep Empat Sehat Lima Sempurna menekankan pada konsumsi nasi, lauk pauk, sayur, buah dan memandang susu sebagai bahan pangan yang menyempurnakan.
Sementara konsep gizi seimbang dimaknai sebagai susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Selain itu, PGS memperhatikan empat prinsip yaitu membiasakan makan makanan yang beraneka ragam, menjaga pola hidup bersih, pentingnya pola hidup aktif dan olah raga, dan pantau berat badan.
Kedua adalah, susu bukan penyempurna. Di dalam konsep empat sehat lima sempurna, susu menjadi manakan dan minuman yang dikelompokkan tersendiri dan dianggap sebagai penyempurna.
Sedangkan di dalam konsep PGS, susu termasuk ke dalam kelompok lauk-pauk dan bukan makanan penyempurna dan dapat digantikan dengan jenis makanan lainnya yang sama nilai gizinya.
Kandungan gizi dalam susu adalah protein dan beragam mineral (kalsium, fosfor, zat besi). Sementara dalam PGS, jika sudah cukup dan beragam konsumsi sumber protein seperti telur dan daging, daging dan ikan, tidak mengonsumsi susu juga tidak apa-apa.
Ketiga adalah penjelasan mengenai porsi, dalam konsep empat sehat lima sempurna tidak menyertakan informasi jumlah yang harus dikonsumsi dalam sehari.
Sedangkan konsep PGS tidak hanya ada atau tidak, juga memasukkan penjelasan tentang kuantitas atau jumlah (porsi) yang harus dimakan setiap hari untuk setiap kelompok makanan.
Seperti diketahui, setiap hari tubuh membutuhkan asupan protein nabati 2-3 porsi, protein hewani 2-3 porsi, makanan pokok 3-8 porsi, sayuran 3-5 porsi, buah 3-5 porsi dan minum air mineral minimal 8 gelas.
Dalam PGS jika pola makan kita tinggi karbohidrat, tinggi lemak, sedikit protein, sedikit sayur dan buah, maka pola tersebut tidak bisa dikatakan sehat. Berbeda pada 4 sehat 5 sempurna, pola makan tersebut dihitung meski protein, sayur dan buah porsinya sedikit.
Keempat adalah pentingnya minum air mineral. Pada konsep empat sehat lima sempurna tidak menggambarkan bahwa tubuh perlu minum air mineral secara cukup, aman dan bersih. Sementara konsep PGS sudah menjelaskan pentingnya mencukupi kebutuhan minum air mineral minimal dua liter, atau lebih kurang delapan gelas per hari.