Pemahaman Nilai Agama Berkontribusi Minimalisir Kekerasan Seksual

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 15 Mei 2016 | 02:55 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 576


Jakarta, InfoPublik - Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menyatakan, agama mengandung nilai-nilai dan ajaran tentang hubungan horizontal antar sesama mahluk hidup.

Nilai-nilai dan ajaran agama ini harus dibumikan, karena pada hakikatnya, esensi agama adalah memanusiakan manusia. Nilai agama pun mengajarkan untuk respek dan menghormati perempuan, dalam kondisi apa pun dan di mana pun, kata Lukman saat menjadi salah satu pembicara dalam Workshop pada Malam Solidaritas Untuk Korban Kekerasan Seksual, di Tugu Proklamasi, Jumat (13/5) malam.

Menurutnya, permasalahan kekerasan pada perempuan, khususnya anak, sangat kompleks dan pemahaman agama yang baik bisa menjadi solusi.

“Pemahaman tentang nilai-nilai agama, bisa menjadi salah satu kontribusi untuk meminimalisir kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

Untuk itu, Lukman mengingatkan, semua ajaran agama mempunyai kesadaran tinggi untuk melindungi anak-anak. Dalam konteks jurnalisme, lanjut dia, bisa meengedepankan melalui jurnalisme empatik.

“Bagaimana teman-teman wartawan lebih berpihak pada korban, bukan mengeksploitasi korban,” kata Lukman.

Dia melihat, permasalahan kekerasan pada perempuan, khususnya anak, sangat kompleks dan pemahaman agama yang baik bisa menjadi solusi. Lukman menyebut dengan pemahaman tentang nilai-nilai agama, bisa menjadi salah satu kontribusi untuk meminimalisir kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak.

Pendidikan Agama memiliki signifikansi makna dalam mengatasi problematika sosial, yaitu ketika agama mampu diterjemahkan untuk permasalahan sosial. Inilah salah satu tantangan bagi kita, bagaimana setiap kita lebih mampu memaknai agama pada posisi sosialnya, pada nilai-nilai agama yang bisa dimanfaatkan, paparnya.

Dia mengaku marah dan geram atas kekerasan seksual yang terjadi pada perempuan dan anak akhir-akhir ini. Meski demikian, dia mengajak untuk tidak terus terjebak pada suasan geram. Lebih dari itu, yang diperlukan ke depan adalah  mencari solusi bersama.

“Kita harus mencari solusi bagaimana korban yang telah trauma, dicarikan solusi dan jalan keluar. Selain juga pencegahan (prenventif) yang massif,” tegas Lukman.

Dalam acara yang dipandu oleh Pimred Kompas TV, Rosianna Sillalahi tersebut, selain Menag, hadir juga Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anis Baswedan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise, Kaukus Perempuan dan DPR RI Eva Sundari, Komnas Perempuan Yuni Yuniarti dan Humas Kadiv Polri, Boy Rafly Amar.

Beberapa pembicara pun menjelaskan tentang korban kekerasan seksual dengan berbagai perspektif, baik dari sisi pendidikan umum, hukum dan lain sebagainya.

Setelah acara tersebut, para pengunjung berdiri sambil menyalakan lilin, sebagai bentuk kebangkitan dan perlawanan terhadap kekerasan seksual terharap perempuan dan anak. Dalam kesempatan ini dibacakan pula puisi “Nyala Untuk Yuyun” karangan Lukman Hakim Saifuddin oleh Saras Dewi.