:
Oleh Astra Desita, Sabtu, 7 Mei 2016 | 21:38 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 547
Jakarta, InfoPublik - Direktur Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Ali Ghufron Mukti mengatakan perguruan tinggi di Tanah Air hendaknya menciptakan hubungan akademik yang baik.
"Kami sangat prihatin atas kasus penusukan dosen Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Perilaku itu tidak bisa diterima akal sehat," tegas Ali Ghufron di Jakarta, Sabtu (7/5).
Apalagi peristiwa tersebut terjadi pada peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei lalu.
Menurut Ali Ghufron, hal itu menjadi pelajaran berharga bagi perguruan tinggi di Indonesia bagaimana menciptakan suasana, lingkungan dan iklim akademik di kampus yang kondusif.
Sehingga interaksi civitas akademika termasuk relasi dosen dan mahasiswa yang hangat, egaliter dan dinamis. "Tumbuh kembang potensi diri mahasiswa bisa berjalan dengan optimal tanpa ada yang dirugikan apalagi menjadi korban," katanya.
Ali Ghufron mengatakan tata kelola yang baik di dalam kampus harus dibangun. Pendidikan karakter dan komunikasi yang baik antar-civitas akademika harus dikembangkan.
"Saluran komunikasi atau pengaduan mahasiswa atau dosen yang punya masalah harus diciptakan dan ada mekanisme penyelesaian secara adil, transparan dan mendidik. Contoh jika ada mahasiswa atau dosen yang merasa tertekan, memiliki masalah, kesulitan bahkan merasa terancam harus ada mekanisme penyelesaian baku yang dapat diterima semua pihak," katanya.
Seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, Nurain Lubis (63), tewas ditusuk mahasiswanya yang berinisial RS. Mahasiswa RS menusuk dosennya sebanyak 10 kali seusai keluar dari kamar mandi.
Diketahui bahwa RS membunuh korban karena dendam akibat sering dimarahi oleh korban saat menjalani proses perkuliahan di kampus tersebut.