:
Oleh Juliyah, Senin, 7 Maret 2016 | 16:01 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 467
Gerhana matahari terjadi akibat bulan berada tepat diantara bumi dan matahari sehingga matahari terhalang oleh bulan dan bayangannya. Jika dilihat dari bumi gerhana matahari terdiri dari 4 tipe yaitu gerhana matahari total, anular, parsial dan hibrida.
Pusat Sumberdaya dan Pelayanan Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes yang dilansir di Jakarta, Senin (7/3) menjelaskan mengapa melihat GMT secara langsung berbahaya, bagian terkecil dari gerhana parsial, termasuk gerhana anular (cincin) sebelum dan segera setelah gerhana mencapai fase total dapat mengakibatkan kerusakan retina mata.
Saat terjadi gerhana matahari memancarkan radiasi inframerah, radiasi ultraviolet dan cahaya biru (blue light) yang berlebihan yang memberikan efek panas pada mata.
Paparan berlebihan terhadap cahaya biru diperkirakan dapat mengakibatkan degenerasi makula dan kebutaan pada sebagian individu ketika mereka bertambah tua. Sementara radiasi UV dapat menyebabkan semburan pada kornea mata atau permukaan luar mata seperti mekanisme terbakarnya kulit karena sinar matahari.
Selain itu, kerusakan serupa juga dapat terjadi pada mata dan selanjutnya akan disertai rasa sakit, nyeri, bahkan kehilangan kemampuan penglihatan.
Terlalu banyak terpapar cahaya biru, terlalu banyak radiasi sinar UV dan radiasi panas sinar matahari dapat menimbulkan kerusakan mata yang tidak dapat dipulihkan.
Kementerian Kesehatan pun mengimbau agar masyarakat dapat melindungi mata dan menghindari melihat GMT tanpa pelindung mata, salah satu cara yang paling aman adalah melihat pantulan bayangan gerhana matahari melalui permukaan air, karena itu hindari melihat gerhana matahari secara langsung.