:
Oleh Yudi Rahmat, Minggu, 6 Maret 2016 | 13:44 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 278
“Alhamdulillah telah ditutup sebanyak 68 dari 100 lokalisasi yang ada. Pada 2019 Indonesia mencangkan bebas lokalisasi prostitusi,” ujar Mensos Khofifah di Jakarta, Jumat (4/3).
Pada 29 Januari lalu, kata Mensos Khofifah, dinas sosial dan pemerintah daerah kabupaten/kota dan provinsi seluruh Indonesia menyatakan komitmen untuk menutup lokalisasi prostitusi di daerah masing-masing.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur merespon dengan pencanangan secara bertahap menutup 35 titik lokalisasi. Pada Mei 2016, Pemda Mojokerto dan 3 lokalisasi di Tangerang juga akan bertahap ditutup, ” katanya.
Penutupan ini menurutnya dibarengi dengan sejumlah program sebagai solusi dan opsi yang manusiawi dan memanusiakan para bekas WTS dan tindakan tegas bagi para germo.
“Bagi para bekas WTS akan direhabilitasi di Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) di berbagai daerah di Indonesia. Sedangkan, bagi germo mesti diberikan tindakan tegas secara hukum,” tandasnya.
Bagi para WTS tidak perlu panik dan cemas, Kemensos telah menyiapkan solusi tanpa menimbulkan masalah baru dengan mengikuti berbagai pelatihan kejuruan atau vocational training di PSKW agar bisa mandiri.
“Jangan sampai keluar dari mulut Harimau masuk mulut Buaya. Di PSKW mereka mendapatkan berbagai keterampilan untuk bekal agar mereka bisa mandiri secara ekonomi dan sosial,” katanya.
Usai mengikuti vocational training di PSKW, mereka bisa mendapatkan bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), Jaminan Hidup (Jadup), transportasi dari pemda asal, serta transportasi lokal dari Kemensos.
“Para WTS yang telah selesai mengikuti vocational training di PSKW bisa mendapatkan bantuan UEP, Jadup, transportasi, serta transportasi lokal dengan total Rp 5.050.000,” katanya.
Berbagai keterampilan kejuruan yang bisa didapatkan oleh para bekas WTS di PSKW tersebut, di antaranya keterampilan menjahit, membordir, serta membuat berbagai aneka kue.